(Arrahmah.com) – Umat Islam Suriah berduka dengan gugurnya pemimpin umum mujahidin Fath Al-Islam di Negeri Syam, syaikh Abdul Aziz Al-Kurkili. Ulama dan komandan jihad yang lebih dikenal dengan nama julukan Abu Hussam Asy-Syami tersebut gugur pada Selasa (4/9/2012). Berikut ini pernyataan resmi mujahidin Fath Al-Islam di Negeri Syam atas kesyahidan beliau.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Telah tiba saatnya bagi sang ksatria untuk beristirahat. Telah gugur sebagai syahid Amir kelompok Fath Al-Islam Negeri Syam, syaikh mujahid Abu Hussam Asy-Syami.
Segala puji bagi Allah Yang telah mensyariatkan jihad dan pembelaan terhadap kehormatan kepada hamba-hamba-Nya serta mengangkat pedang-pedang kaum muslimin kepada wajah orangorang kafir dan pembangkang. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi-Nya yang selalu tersenyum dan teguh berperang serta telah bersabda:
(مِنْ خَيْرِ مَعَاشِ النَّاسِ لَهُمْ، رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللهِ، يَطِيرُ عَلَى مَتْنِهِ، كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً، أَوْ فَزْعَةً طَارَ عَلَيْهِ، يَبْتَغِي الْقَتْلَ وَالْمَوْتَ مَظَانَّهُ)
“Di antara mata pencaharian manusia yang paling baik adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah, ia melesat di atas punggung kudanya, setiap kali ia mendengar suara kecamuk perang atau kegemparan maka ia melesat kepadanya guna mencari kematian (di jalan Allah).” (HR. Muslim)
Amma ba’du…
Kafilah para syuhada’ masih terus berlanjut, satu kafilah disusul kafilah lainnya dan umat yang subur ini masih senantiasa mempersembahkan putra-putra terbaiknya dan tokoh-tokoh terpilihannya guna menjayakan agama, menolong hamba-hamba Allah yang tertindas dan meruntuhkan para thaghut yang zalim.
Hal itu sebagai bukti atas kebenaran firman Allah Ta’ala
{مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً }
“Di antara orang-orang yang beriman ada orang-orang yang jujur memenuhi perjanjian mereka dengan Allah. Sebagian mereka telah gugur dan sebagian lainnya menunggu-nunggu (untuk gugur di jalan-Nya), dan mereka sedikit pun tidak merubah perjanjian mereka.” (QS. Al-Ahzab [33]: 23)
Sesungguhnya kelompok Fath Al-Islam di Negeri Syam menyampaikan ungkapan bela sungkawa kepada umat Islam secara umum dan kaum muslimin di Syam serta Suriah secara khusus atas kesyahidan Amir mujahidin Fath Al-Islam di Negeri Syam, syaikh lagi komandan dan mujahid Abu Hussam Asy-Syami (Abdul Aziz Al-Kurkili), semoga Allah merahmatinya dan menerimanya dalam golongan syuhada’.
Abu Hussam Ar-Rafi’i telah “pergi” dengan mengangkat panji tauhid di bumi Syam dalam keadaan berperang di jalan Allah Ta’ala, demikian anggapan kami tentang beliau dan kami tidak menganggap suci seorang pun di hadapan Allah Ta’ala. Beliau —semoga Allah merahmatinya— termasuk golongan orang yang bekerja dengan diam (tidak banyak bicara), berperang dengan diiam dan telah gugur dengan diam pula. Beliau senanntiasa berdoa agar dikaruniai keikhlasan, samapi-sampai tidak ada ceramahnya yang direkam, tidak ada wajahnya yang difoto dan sangat serius memperhatikan faktor keamanannya.
Seakan-akan imam Bisyr Al-Hafi sedang mengucapkan bela sungkawa kepadanya ketika ia mengatakan, “Cukuplah bagimu ada beberapa kaum yang telah meninggal namun hati menjadi hidup saat mengingat-ingat mereka.” Inilah darah seorang syahid sebagaimana yang kita kenal di medan-medan jihad, adalah cahaya dan api…cahaya penerang jalan bagi kita sehingga kita bisa melanjutkan perjalanan…sekaligus api yang akan membukakan pintu-pintu neraka bagi musuh-musuh Allah.
Sungguh sang pahlawan mujahid Abu Hussam adalah bara api aktivis yang tak pernah padam. Ia telah berangkat ke medan jihad dari satu medan ke medan lainnya, dari satu front pertempuran ke front pertempuran lainnya di bumi Syam yang tercinta ini. Ia berpulang kepada Rabbnya saat mencapai usia kematangannya, 40 tahun. Ia telah menghabiskan bagian yang panjang dari umurnya di medan-medan kemuliaan, kehormatan, kepahlawanan dan pengorbanan.
Ia telah banyak mengalami cobaan di jalan Allah. Ia berkali-kali ditangkap oleh aparat kepolisian rezim thaghut Nushairi, dinas intelijen kepolisian dan dinas intelijen angkatan udara rezim ini. Ia telah merasakan pahit getirnya penjara, tawanan, jauh dari keluarga dan orang-orang tercinta. Penjara dengan berbagai ujiannya justru semakin menambah keyakinan dan tekadnya untuk berjihad melawan rezim thaghut ini.
Bertanyalah kalian kepada dataran tinggi Jaulan (Golan), tanah-tanah subur Dara’a, desa-desa Damaskus dan kampung-kampung Ghautah…sungguh tanahna yang suci telah bersaksi bahwa ia disirami dengan darahnya yang suci. Inilah pohon khilafah yang tidak tegak kecuali di atas sdarah-darah para ksatria.
Ksatria kita ini gugur sebagai syahid dan berpulang kepada Allah dalam keadaan sabar dan ribath setelah terlibat peperangan sengit dengan sebuah pasukan sergap militer rezim Nushairiyah yang biadab di negeri Syam, di antara jalan raya Damaskus-Dara’a, setelah ia berusaha keras untuk tegar dan tidak rela hidup terhina atau menyerahkan dirinya kepada musuh-musuh Allah yang akan menghalanginya dari tauhid dan jihad.
Atas orang-orang seperti Abu Husam-lah, hendaknya orang-orang menangis. Ia telah pergi dengan khusyu’ agar air mata menangisi kepergiannya. Hanya milik Allah semata segala urusan, sebelum dan sesudahnya serta tempat kembalinya.
Ya Allah, terimalah beliau sebagai seorang syahid di jalan-Mu, karuniakanlah kepadanya surge Firdaus yang tertinggi dan tolonglah kami untuk membawa panji jihad ini sepeninggalnya dengan lurus.
Organisasi Fath Al-Islam di Negeri Syam
Selasa, 17 Syawwal 1433 H / 4 September 2012 M
(muhib almajdi/arrahmah.com)