ALEPO (Arrahmah.com) – Sedikitnya 100 warga sipil muslim Suriah gugur oleh peluru militer rezim Suriah dalam tragedi Jum’at (10/8/2012) yang mengambil slogan ‘beri kami senjata anti pesawat’.
Gerakan revolusi rakyat mengangkat slogan itu sebagai bentuk protes kepada dunia internasional yang memberi keluasaan penuh kepada pesawat tempur, helikopter militer dan artileri rezim Suriah untuk membantai rakyat muslim dengan rudal dan bom.
Sedikitnya 100 warga sipil muslim kembali tewas oleh bombardir massif militer rezim Suriah di beberapa wilayah Suriah. Di antara para korban, sebanyak 45 jenazah warga ditemukan tergeletak di jalananan dan pemukiman desa Shalahuddin, propinsi Alepo.
Desa Shalahudin dipertahankan mati-matian oleh Tentara Kebebasan Suriah dan mujahidin Islam. Militer rezim Suriah mengerahkan kekuatan militer besar-besaran untuk merebut desa itu. Sedikitnya 40 Tentara Kebebasan Suriah dan mujahid dari berbagai kelompok gugur dalam pertempuran sengit di desa itu.
Meski desa Shalahudin mengalami kehancuran berat, pihak militer rezim Suriah juga mengalami kerugian yang sangat besar. Di desa itu pula, mujahidin Islam sukses menewaskan mayor jendral Isham Zahrudin pada Kamis (9/8/2012). Ia adalah komandan militer Suriah yang bertanggung jawab atas pembantaian warga muslim di Houla, Baba Amru, Zabdani dan Dauma, propinsi Homs. Lewat taktik mundur, mujahidin Islam berhasil memancing komandan jagal itu beserta pasukannya untuk memasuki desa. Mujahidin kemudian melakukan serangan ambush yang menewaskan sang komandan jagal.
Sampai saat ini, mujahidin Islam dan Tentara Kebebasan Suriah masih terlibat pertempuran sengit dengan militer rezim Suriah di propinsi Alepo. Pertempuran sengit juga masih berlangsung di propinsi Dier Ezur, Dara’a dan Damaskus. Militer rezim Suriah mempergunakan keunggulan angkatan udaranya untuk meluluh lantakkan desa dan kota serta membantai sebanyak mungkin rakyat sipil, mujahidin atau Tentara Kebebasan Suriah.
(muhib almajdi/arrahmah.com)