RIYADH (Arrahmah.com) – Sumber-sumber media membenarkan pemerintah Arab Saudi telah memanggil pulang Syaikh Muhammad al-Arifi dari ibukota Qatar, Doha, untuk proses interogasi dan kemudian menempatkan beliau sebagai tahanan dalam negeri, laporan situs berita Gaza al-an pada Ahad (21/7/2013).
Berita itu dibenarkan oleh TV Arab Saudi, Al-Mujtama’. Stasiun TV itu menambahkan bahwa akun resmi Syaikh Muhammad al-Arifi di situs jejaring sosial facebook dan twitter saat ini dilanjutkan oleh satu tim pendukung beliau, bukan oleh beliau sendiri.
Sementara itu para aktivis di Arab Saudi melalui situs jejaring sosial twitter menegaskan aparat keamanan Arab Saudi telah memanggil dan menginterogasi Syaikh Muhammad al-Arifi sejak Kamis (18/7/2013). Hal itu terjadi setelah beberapa hari sebelumnya Syaikh al-Arifi menyatakan berhalangan memberikan ceramah di Qatar, laporan koran elektronik Saudi Anha’.
Syaikh Muhammad al-Arifi adalah seorang ulama, penceramah kondang dan motivator ulung. Ulama yang meriah gelar S 3 itu selama ini dikenal “bersih” dari kegiatan berbau “kekerasan”. Beliau mengajar di berbagai perguruan tinggi dan memberi ceramah di berbagai negara Arab. Beliau bahkan cukup dekat dengan keluarga kerajaan Arab Saudi dan menjadi dosen di Akademi Kepolisian.
Namun beberapa kritikannya kepada kerajaan Arab Saudi belakangan membuat rezim Saudi geram. Beberapa bulan sebelumnya Syaikh Muhammad al-Arifi sempat diinterogasi dan dipenjarakan beberapa hari oleh aparat keamanan Arab Saudi karena menggalang dana untuk umat Islam Suriah.
Situs Gaza al-an menyebutkan penangkapan Syaikh al-Arifi itu merupakan bagian dari “kebijakan” rezim Arab Saudi untuk menyingkirkan unsur-unsur Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi yang menolak dukungan rezim Arab Saudi terhadap kudeta militer di Mesir.
Syaikh Muhammad al-Arifi sebelumnya gencar menyatakan dukungannya kepada jutaan demonstran Ikhwanul Muslimin pro presiden terguling Muhammad Mursi di Rabiah Adawiah Square melalui akun twitter. Beliau menyerukan kepada para pendukungnya untuk mendokumentasikan demonstrasi-demonstrasi anti kudeta militer di Mesir dan menyebarluaskannya ke dalam berbagai bahasa dunia agar diketahui oleh dunia internasional.
Sikap Syaikh Al-Arifi sangat bertolak belakang dengan kebijakan rezim Saudi yang mendukung kudeta militer di Mesir. Pihak-pihak yang kontra terhadap Syaikh al-Arifi melakukan kampanye boikot terhadap akun twitter dan facebook beliau. Mereka menuding beliau memprovokasi jutaan rakyat Mesir untuk menuntut pengangkatan kembali Muhammad Mursi dan mengakibatkan jatuhnya banyak korban dalam bentrokan antara para demonstran dengan aparat keamanan di Mesir.
Akun resmi facebook Syaikh Muhammad al-Arifi menjelaskan beliau ditangkap karena sikap kritisnya terhadap kudeta militer di Mesir. Akun itu menulis sejumlah berita singkat pada Sabtu (20/7/2013).
“Kepolisian Arab Saudi menangkap Syaikh, Doktor yang tercinta, Muhammad al-Arifi pada pagi hari ini di Arab Saudi.”
“Kepolisian Arab Saudi menuntut hukuman penjara 6 tahun terhadap Syaikh Muhammad al-Arifi dan hukuman denda 3 juta reyal.”
“Sebab penangkapan Syaikh yang tercinta adalah pembelaan beliau terhadap Presiden Mesir Muhammad Mursi dan tuntutan beliau kepada penguasa Arab Saudi untuk tidak mendukung para oposan.”
“Syaikh yang tercinta, Doktor Muhammad al-Arifi melaksanakan shalat Tarawih di dalam penjara penguasa Arab Saudi.”
Akun resmi facebook Syaikh Muhammad al-Arifi juga menampilkan beberapa foto kedatangan Syaikh al-Arifi di dalam penjara.
(muhibalmajdi/arrahmah.com)