MYANMAR (Arrahmah.com) – Massa Buddhis kembali membakar toko-toko dan rumah-rumah Kaum Muslimin Rohingya di Myanmar, kata polisi setempat pada Ahad (25/8/2013), seperti dilansir SCMP.
Sekitar 38 rumah, sembilan tempat bisnis dan sebuah tempat penggilingan padi dibakar para perusuh anti-Muslim pada Sabtu (24/8) malam.
Kebrutalan itu meletus setelah adanya provokasi yang menuduh seorang pemuda Muslim dicurigai mencoba memperkosa seorang wanita Buddhis di sebuah desa di Kanbalu di wilayah pusat Sagaing, menurut petugas kepolisian.
“Sekitar 150 orang berkumpul di kantor polisi tadi malam, meminta mereka untuk menyerahkan terduga. Ketika polisi tidak menanggapi, mereka mulai membakar toko-toko terdekat,” kata polisi itu.
“Toko-toko ini diyakini milik orang-orang Muslim, tapi kami masih mencoba untuk mengkonfirmasi. Orang-orang yang menyerang diyakini merupakan umat Buddha dari dua desa setempat,” tambahnya.
Beberapa episode kerusuhan yang sebagian besar menargetkan Kaum Muslimin terus terjadi. Kelompok-kelompok HAM menyatakan pihak berwenang tidak mampu atau tidak mau membendung kekerasan, yang telah menyebabkan sekitar 250 orang terbunuh dan lebih dari 140.000 lainnya kehilangan tempat tinggal.
Pekan lalu, para dokter pengawas untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pemerintah Myanmar mempertaruhkan konflik tingkat bencana dengan “kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan dan/atau pembantaian” jika pihak berwenang gagal membendung provokasi kebencian anti-Muslim.
Sementara itu, biksu teroris Ashin Wirathu, yang pidato anti-Muslim dan nasionalisnya sering memicu kerusuhan-kerusuhan yang terjadi, malah kian menyulut provokasi dengan menuliskan klaim tentang insiden itu pada halaman Facebook-nya.
Dengan menggunakan istilah “Kalar” – kata yang sangat menghina Kaum Muslimin – dia menyalahkan umat Islam pada umumnya atas kerusuhan yang terjadi. “Kalar adalah para pembuat onar. Di mana ada Kalar, di sana ada masalah,” klaimnya.
Sebelumnya, dua konflik yang pecah di negara bagian barat Rakhine pada bulan Juni dan Oktober tahun lalu menyebabkan sekitar 200 orang terbunuh, terutama Muslim Rohingya yang diklaim oleh banyak orang di Myanmar sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Pada bulan Maret puluhan orang juga terbunuh dalam konflik di kota pusat Meiktila, dan ribuan rumah dibakar. (banan/arrahmah.com)