KOLOMBO (Arrahmah.com) – Massa Buddhis Sri Lanka menyerang sebuah masjid, melukai Muslim dan menyulut kembali ketegangan antara Muslim dan Buddhis di Kolombo, menurut para petugas setempat.
Terdapat empat orang yang dilaporkan terluka dalam serangan itu. Polisi Sri Lanka segera mengerahkan pasukan dan memberlakukan jam malam di wilayah Kolombo.
Dua polisi yang menjaga masjid di wilayah Grandpass Kolombo termasuk di antara mereka yang terluka dan dirawat di rumah sakit, kata juru bicara Colombo National Hospital, Pushpa Soysa, pada Sabtu (10/8/2013).
“Mereka terkena batu dan juga mengalami cedera karena terkena puing kaca yang berjatuhan,” kata Soysa kepada kantor berita AFP. “Kami merawat dua polisi dan dua pria Muslim yang terluka setelah serangan tersebut.”
Penduduk setempat mengatakan setelah lonceng kuil berbunyi, umat Budha berkumpul untuk kemudian mendatangi masjid yang terletak di dekat kuil tersebut dan mulai melempari batu. Beberapa rumah di daerah itu juga rusak, kata penduduk.
Tujuh puluh persen dari 20 juta penduduk Sri Lanka menganut Buddhisme, sementara Muslim merupakan 10 persen minoritas agama terbesar kedua setelah Hindu yang membentuk sekitar 13 persen populasi. Sementara sisanya menganut Kristen.
Sumber polisi mengatakan komando Special Task Force dikerahkan untuk membantu menjaga ketertiban setelah serangan dan kekerasan massa Buddhis Sri Lanka terhadap masjid kaum Muslimin tersebut.
Polisi mengatakan mereka telah memberlakukan jam malam sampai jam 7:00 pagi pada Ahad (11/8) untuk membubarkan sejumlah besar orang yang masih berada di wilayah itu.
Seorang petugas keamanan mengungkapkan bahwa umat Buddha keberatan dengan masjid baru Umat Islam yang telah didirikan sebagai relokasi penggantian masjid mereka yang lama, yang telah dibongkar untuk keperluan membuat jalan bagi konstruksi baru.
“[Pihak] kuil Buddha keberatan dengan relokasi masjid dan masalah tersebut dimulai pada Sabtu (10/8) malam [saat jamaah Muslim beribadah di] masjid,” kata petugas itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Serangan terbaru itu terjadi lima bulan setelah kampanye anti-Muslim memuncak dalam pembakaran dua perusahaan milik Muslim di luar ibukota Kolombo. (banan/arrahmah.com)