GAZA (Arrahmah.id) – Menteri Pertahanan ‘Israel’, Israel Katz, mengatakan pada Kamis (27/2/2025) bahwa Tel Aviv tidak akan menarik tentaranya dari koridor Philadelphia di perbatasan selatan Jalur Gaza dengan Mesir, yang menandai pelanggaran berat terhadap perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani bulan lalu.
“Kami juga memiliki informasi bahwa Hamas berencana menyerang tentara dan kota-kota selama gencatan senjata,” klaim Katz dalam sebuah pertemuan.
“Poros Philadelphia akan tetap menjadi zona penyangga, seperti halnya di Lebanon dan Suriah,” imbuh menteri pertahanan itu, yang secara terbuka menegaskan bahwa pasukan ‘Israel’ tidak akan mundur dari wilayah tersebut. “Saya telah melihat dengan mata kepala sendiri sejumlah terowongan yang menembus Philadelphia, beberapa di antaranya ditutup dan yang lainnya dibuka,” lanjut Katz.
Selama pertemuan dengan para pemimpin dewan permukiman, Katz mengatakan fase pertama perjanjian gencatan senjata sudah “selesai.” Ia juga mengatakan bahwa ‘Israel’ hanya menyetujui kesepakatan untuk mengembalikan tawanannya, dan bahwa ‘Israel’ siap untuk kembali berperang.
Radio Angkatan Darat ‘Israel’ juga melaporkan pada hari yang sama bahwa Tel Aviv “telah menarik kembali komitmennya untuk menarik diri dari koridor Philadelphia pada akhir fase pertama kesepakatan pertukaran.”
Seorang pejabat ‘Israel’ yang dikutip oleh AP mengatakan hal yang sama. Hamas mengeluarkan pernyataan pada Kamis (27/2) yang menolak komentar Katz.
“Tuduhan dan klaim Menteri Perang pendudukan, Katz, bahwa Hamas berencana menyerang tentara dan permukiman selama gencatan senjata adalah menyesatkan dan tidak berdasar. Tuduhan dan klaim tersebut muncul di tengah upaya pendudukan untuk menghindari komitmennya berdasarkan gencatan senjata,” kata pernyataan tersebut.
“Lebih jauh lagi, pernyataannya tentang mempertahankan wilayah perbatasan antara Gaza dan Mesir sebagai zona penyangga merupakan pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian gencatan senjata, dan upaya untuk membuat dalih untuk mengganggu dan menggagalkannya,” tambah pernyataan Hamas.
Pasukan ‘Israel’ merebut koridor Philadelphia pada Mei 2024, dan telah menguasainya sejak saat itu. Koridor dan terowongan di sekitarnya telah digunakan oleh perlawanan Palestina selama bertahun-tahun untuk membawa senjata ke Gaza, sementara warga Palestina menggunakannya untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari guna meringankan dampak pengepungan brutal ‘Israel’.
Tentara ‘Israel’ seharusnya menarik pasukannya dari daerah tersebut sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Utusan AS untuk kawasan tersebut, Steve Witkoff, diperkirakan akan melakukan perjalanan ke ‘Israel’ pada Ahad (2/3) untuk merundingkan perpanjangan fase pertama kesepakatan gencatan senjata. Kantor Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis (27/2) bahwa perdana menteri telah mengirim tim negosiasi ke Kairo untuk membahas perpanjangan dengan para mediator.
Menurut laporan terkini, Tel Aviv telah membuat rencana ekstensif untuk memulai kembali perang di Gaza dan membangun zona penyangga di bagian utara dan timur jalur tersebut.
‘Israel’ baru-baru ini memberlakukan persyaratan baru, termasuk pelucutan senjata penuh Hamas dan pembebasan semua tawanan yang tersisa dalam satu pertukaran.
Menurut laporan Haaretz, “sejauh menyangkut Netanyahu, tidak ada tahap kedua” dari kesepakatan tersebut.
Laporan itu mengatakan Menteri Urusan Strategis ‘Israel’ Ron Dermer baru-baru ini memberi tahu Witkoff bahwa rencana Netanyahu adalah mengamankan pembebasan semua tawanan dalam satu tahap, dan bahwa Hamas akan menerima tawanan sebagai gantinya. Jika tidak, ‘Israel’ akan kembali ke peperangan yang intens dan menerapkan kembali versi Rencana Jenderal – yang menyaksikan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari Gaza utara, pembunuhan ribuan orang, dan penghancuran sektor kesehatan di jalur itu. (zarahamala/arrahmah.id)