WASHINGTON (Arrahmah.com) – Islamofobia di AS meningkat tajam setelah serangan Paris (13/11/2015) dengan kasus Islamofobia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Muslim di berbagai negara menjadi korban penembakan, serangan, pelecehan, protes, bahkan serangan terhadap Masjid.
Menurut Center for American-Islamic Relation (CAIR), serangan di Paris telah memicu reaksi keras terhadap Muslim di AS.
Menurut laporan CAIR yang dilansir ThinkProgress.org (1/12), berikut adalah serangan anti-Muslim di AS selama bulan November 2015 yang berupa kekerasan, ancaman serangan, protes, dan kasus vandalisme setelah serangan di Paris. Laporan ini tidak termasuk aksi anti-Muslim yang dilakukan oleh kandidat presiden dari Partai Republik di AS, Donald Trump, dan juga penolakan terhadap para pengungsi Suriah.
Serangan terhadap Masjid
Meriden, Connecticut (13/11): Seorang penyerang dilaporkan menembak dinding Masjid. Peluru menembus tiga dinding interior dan mengenai tempat sholat. Tidak ada seorang pun di dalam Masjid ketika insiden terjadi.
Dearborn, Michigan (15/11): Seorang wanita menulis di twitter-nya “Dearborn memiliki penduduk Muslim di Amerika Serika. Mari kita hancurkan tempat mereka dan mengirim pesan ke ISIS. Kami datang.” Polisi merespon insiden tersebut, dan wanita itu meminta maaf kepada publik.
St. Petersburg, Florida (15/11): Hanya beberapa hari setelah serangan di Paris, seorang pria Florida meninggalkan pesan suara di mesin penjawab sebuah Masjid lokal yang mengancam akan datang dan mengebom dan menembak kepala siapapun. Orang itu juga mengancam akan membunuh anak-anak.
Portland, Oregon (15/11): Para demonstran mengerumuni Masjid sambil membawa spanduk dan memakai baju “Yesus selamat dari neraka” dan “Bangga menjadi kafir”.
Pflugerville, Texas (16/11): Orang tak dikenal melumuri Masjid dengan kotoran. Selain itu, mereka juga merobek-robek Al-Qur’an, juga menaruh kotoran manusia.
Omaha, Nebraska (16/11): Sebuah Masjid dicoret-coret dengan simbol menara Eiffel. Dilaporkan sebelumnya Masjid telah dicoret-coret oleh orang tak dikenal selama beberapa kali.
Fort Bend, Texas (18/11): Seorang pria didakwa setelah membuat ancaman teror di facebook-nya “Aku akan menembak Masjid.” Ia juga memposting foto selfie-nya dengan senjata api, amunisi, dan pisau militer.
Falls Chruch, Virginia (19/11): Seorang pria Virginia didakwa setelah mencoba meledakkan Masjid. Atas insiden ini Masjid dilaporkan mengalami kerugian USD200 karena kerusaan pintu gerbang.
San Antonio, Texas (20/11): Seorang pria berseragam militer ditangkap karena memasuki Masjid lalu mengutuk para jamaah dan mengotori sajadah dengan sepatunya. Sekolah milik Masjid tersebut terpaksa diliburkan karena insiden tersebut.
Corpus Christi, Texas (20/11): Sebuah Masjid dikirimi gambar “karikatur” Nabi Muhammad SAW, serta menyerukan “masuk kristen sebelum terlambat.”
Irving, Texas (21/11): Sekelompok demonstran berseragam militier melakukan aksi unjuk rasa di luar Masjid sambil membawa tulisan berisi “Hentikan islamisasi Amerika.”
Lubbock, Texas (24/11): Para jamaah Masjid mengatakan mereka menemukan beberapa lampu hancur dan pintu depan hancur dalam semalam.
Lexington, Kentucky (27/11): Sebuah Masjid di Kentucky dilaporkan menerima ancaman kematian melalui email. Setelah kejadian tersebut, polisi berjaga-jaga di depan Masjid.
Ancaman personal
Storrs, Connecticut (15/11): Mahasiswa University of Connecticut yang bernama Mahmud, menemukan kamarnya sudah menjadi korban vandalisme dengan tulisan “membunuh Paris” di pintu. Pihak kampus sedang menyelidiki insiden itu.
Cincinnati, Ohio (15/11): Seorang mahasiswi Universitas Cincinnati diteriaki teroris dan hampir ditabrak oleh seorang pria ketika ia sedang menyeberang jalan. Dia mengatakan bahwa saat dia meninggalkan sebuah kedai kopi ternama setelah belajar disana, seorang pria tiba-tiba membunyikan klakson, mengutuk, dan menyebutnya teroris, sampai akhirnya memacu mobil ke arahnya. Mahasiswi itu mengatakan tiga pejalan kaki segera menariknya ke trotoar. Menurut CAIR, dia adalah Muslim ketiga di Cincinnati yang mendapat serangan pada pekan itu.
Orlando, Florida (16/11): Seorang pria bersenjata dilaporkan menembakkan beberapa tembakan ke rumah keluarga Muslim di Orange County, Florida. Peluru menembus dinding garasi, dan satu ditemukan di lemari keluarga di kamar tidur utama mereka.
Charlotte, North Carolina (16/11): Seorang sopir Uber berkebangsaan Ethiopia dan beragama kristen mengatakan kepada media setempat bahwa penumpang mengira dia adalah seorang Muslim dan kemudian menyerangnya, dan meninjunya saat dia sedang mengemudi. Penumpang tersebut mengancam akan mencekik dan menembak wajahnya, sampai akhirya sopir menghentikan mobil dan membunyikan klakson untuk menarik perhatian.
Norman, Oklahoma (16/11): Serang pria menelepon polisi setempat dan mengatakan bahwa ia memiliki penyakit mental dan berencana untuk menyerang umat Islam, ia mengatakan, “Saya akan pergi ke sana dan menembak apapun yang tampak seperti seorang Muslim setelah apa yang mereka lakukan kepada Perancis.” Ketika petugas tiba di kediamannya, ia sedang berdiri di ambang pintu sambil memegang pistol. Polisi memerintahkan untuk menjatuhkan senjatanya, namun ia menolak. Petugas segera melepaskan tembakan dan melucuti senjatanya.
San Diego, California (18/11): Seorang Muslimah berhijab mengatakan ia didorong seorang pria ketika ia mendorong kereta bayi. Ia mengatakan kepada polisi bahwa ia mengetahui pelaku dan pernah diserang sebelumnya.
Austin, Texas (19/11): Seorang Muslimah mengatakan kepada media lokal bahwa ia mendapati sebuah pesan di mobilnya yang tertulis “Pergi!” setelah ia kembali dari gym. Ia meyakini pelakunya adalah sesama anggota gym.
San Diego, California ( 20/11): Seorang mahasiswi Muslim di San Diego State University melaporkan dirinya babak belur oleh seorang pria setelah didorong, ditarik kerudungnya, dan meneriakkan kata-kata kebencian tentang Islam.
New York (20/11): Seorang pekerja POS ditangkap atas kejahatan rasial karena meludahi dua Muslimah, membuntuti mereka hingga ke toko, dan mengancam akan membakar Masjid.
Pittsburgh, Pennsylvania (20/11): Seorang sopir taksi melaporkan bahwa ia mengambil penumpang, yang terus berteriak-teriak tetang Islam dan bertanya kepada sopir tersebut apakah ia Muslim. Ketika tiba di tempat tujuan, penumpang tersebut turun dan menodongkan senapan. Sopir taksi segera melaju pergi, penumpang tersebut melepaskan dua tembakan hingga jendela belakang mobil hacur, dan mengenai bahu pengemudi.
Bandara
Baltimore, Maryland (17/11): Empat orang keturunan Timur Tengah dipaksa keluar dari pesawat ketika salah satu penumpang melaporkan mereka karena salah satu dari mereka melakukan tindakan “mencurigakan”. Namun mereka tidak terbukti bersalah.
Philadelphia, Pennsylvania (19/10): Dua orang keturunan Palestina-Amerika dari Philadelpha (salah satu dari mereka pemilik toko pizza) dilarang naik pesawat setelah penumpang lain mendengar mereka berbicara dengan bahasa Arab. Mereka ditahan di pintu gerbang selama 20 menit, dan akhirnya diizinkan terbang setelah menelepon 911.
(fath/arrahmah.com)