BURMA (Arrahmah.com) – Presiden Burma (Myanmar) Thein Sein mengatakan bahwa tidak perlu ada komisi asing (internasional) untuk menginvestigasi kerusuhan di Arakan sebagai isu internasional, inilah komentarnya yang mencolok saat wawancara ekslusif dengan VOA Burmese Service pada hari Selasa (14/8/2012).
Pada awal-awal wawancara, Thein Sein mengatakan kepada VOA Burma bahwa pemerintahannya akan membuka sekolah untuk warga Rohingya untuk ‘memperbaiki’ pendidikan minoritas Muslim Rohingya yang ‘menuduh’ mayoritas warga Buddhis menganiaya mereka. Dengan kata lain, maksud dia Muslim Rohingya tidak terpelajar sehingga salah menilai atau menuduh warga Buddhis.
Sein juga mengatakan bahwa ‘orang-orang Bengali’ -sebutan dia untuk Muslim Rohingya- hanya memiliki sekolah-sekolah Islam dan kekurangan ‘pendidikan yang baik’.
Seakan ‘lupa’ akan kejadian warga Buddhis Rakhine membantai Muslim Rohingya dan membakar rumah-rumah mereka, Thein Sein berpikir bahwa ‘pendidikan modern’ akan membuat Muslim Rohingya lebih ‘terdidik’ sehingga bisa membedakan mana yang ‘benar’ dan mana yang ‘salah’.
“Jadi kami akan membuka sekolah-sekolah untuk mereka dan memberikan mereka pendidikan modern,” kata dia. “Dan pada saat mereka menjadi terdidik, mereka akan menjadi lebih bijaksana dan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.”
Dalam komentaranya yang lain, Sein juga ‘lupa’ akan diskriminasi terhadap Muslim Rohingya yang selama ini terjadi.
“Saya tidak merasa ini produktif bagi masyarakat di mana ada dua etnis hidup berdampingan dan mereka memiliki sekolah yang berbeda untuk setiap sekumpulan anak. Tetapi pada saat yang sama, di saat itu, anak-anak Rohingya tidak menerima pendidikan apapun, atau pendidikan yang sangat terbatas hingga usia tujuh tahun, sehingga untuk memiliki akses ke pendidikan lebih adalah sungguh sesuatu yang bagus,” kata dia.
Selain itu, Sein menegaskan kembali penentangan pemerintah Burma untuk penyelidikan internasional apa pun terhadap konflik agama antara Muslim Rohingya dan Buddhis Rakhine di barat negara bagian Rakhine (Arakan). Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah menyerukan untuk penyelidikan terhadap tragedi Rohingya berdarah di Arakan, yang telah banyak fakta tak terbantahkan yang membuktikan bahwa Muslim Rohingya benar-benar ditindas dan didiskriminasi.
Thein Sein mengklaim bahwa pemerintah telah memberikan bantuan kepada para korban dan telah meminta sebuah organisasi ‘independen’ Komisi Hak Asasi Manusia Burma untuk menyelidiki kerusuhan yang terjadi, yang telah meningkat sejak bulan Juni 2012. Sein mengatakan tidak butuh untuk komisi asing untuk menginvestigasi kekerasan sebagai isu internasional. (siraaj/arrahmah.com)