TEL AVIV (Arrahmah.id) — Israel telah memulangkan jenazah petugas polisi Mesir yang menembak mati tiga tentara Zionis di dekat perbatasan kedua negara Sabtu pekan lalu. Polisi itu diidentifikasi sebagai Mohammed Salah (22).
Militer Mesir mengatakan setelah insiden itu bahwa Salah menyeberang ke Israel saat mengejar penyelundup narkoba, yang menyebabkan baku tembak dengan para tentara Zionis.
Tetapi pemimpin Zionis mengatakan bahwa itu adalah serangan teroris dan menuntut penyelidikan bersama secara menyeluruh.
Seorang kerabat dan rekan Salah mengatakan kepada BBC (6/6/2023), bahwa dia bukan seorang militan Islam.
Menurut militer Israel, dua tentara Israel—Sersan Staf Uri Iluz (20) dan Sersan Lia Ben-Nun (19)—yang ditempatkan di tempat terpencil di sepanjang perbatasan ditembak mati pada Sabtu pagi.
Jasad mereka ditemukan setelah seorang perwira senior tidak dapat menghubungi mereka melalui panggilan radio.
Setelah operasi pencarian, penyerang dikepung dan terjadi baku tembak.
Prajurit ketiga—Sersan Staf Ohad Dahan (20)— tewas bersama penyerang, yang menurut militer Israel adalah seorang polisi Mesir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada rapat kabinet pada hari Minggu: “Israel menyampaikan pesan yang jelas kepada pemerintah Mesir. Kami berharap penyelidikan bersama akan lengkap dan menyeluruh.”
“Kami akan memperbarui prosedur dan metode operasi serta langkah-langkah untuk menekan seminimal mungkin penyelundupan [narkoba] dan memastikan serangan teroris tragis seperti ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Media Israel, mengutip penyelidikan awal, melaporkan bahwa petugas polisi Mesir tersebut memasuki Israel dengan menggunakan gerbang darurat tertutup di pagar perbatasan, yang berjarak beberapa ratus meter dari pos jaga Staf Sersan Iluz dan Sersan Ben-Nun.
Setelah polisi itu terbunuh, tentara Israel menemukan bahwa dia membawa enam magazine untuk senapannya, serta dua pisau tempur dan sebuah Al-Qur’an.
Laporan itu juga mengatakan para pejabat Mesir telah mengatakan kepada rekan-rekan Israel mereka dalam pertemuan bahwa penyerang adalah seorang perwira “nakal” yang bertindak sendiri setelah diradikalisasi.
Pihak berwenang Mesir belum mengomentari laporan tersebut atau mengonfirmasi identitas polisi itu, tetapi seorang kerabat Mohammed Salah dan seorang anggota unitnya mengatakan kepada BBC News Arabic pada hari Senin bahwa anggota keluarga dan teman Salah ditahan untuk diinterogasi oleh penyelidik.
Kerabat itu membantah bahwa Salah telah diradikalisasi dan menyatakan bahwa dia mungkin ingin membalas kematian seorang rekannya.
Kerabat mengatakan, selama periode cuti bulan lalu, Salah telah mengungkapkan kemarahannya tentang kebisuan atas pembunuhan salah satu teman militernya oleh tentara Israel selama dinas militernya di perbatasan.
Dia juga mengeluhkan penolakan militer atas permintaan rilis medis. Tidak diketahui insiden apa yang dimaksud oleh kerabat Salah tersebut. (hanoum/arrahmah.id)