JAKARTA (Arrahmah.com) – Kasus penodaan agama yang melibatkan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memasuki babak baru. Kali ini pihak Ahok menabuh genderang perang dengan Nahdlatul Ulama (NU) karena ucapan dan perlakukan terdakwa penodaan agama, Ahok, dan pengacaranya terhadap Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Ma’ruf Amin dalam persidangan yang berlangsung Selasa (31/1/2017).
Terdakwa Ahok dan kuasa hukum dinilai merendahkan Rais ‘Aam PBNU yang juga Ketua Umum MUI, yang menjadi saksi dalam kasus tersebut.
Berbagai elemen NU termasuk GP Ansor serentak mengeluarkan pernyataan sikap dan membela ulama yang merupakan pimpinan tertinggi NU.
Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengecam terdakwa penodaan agama Ahok dan kuasa hukumnya yang dinilai arogan dalam persidangan Selasa (31/1) di Jakarta Selatan.
Berikut adalah pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat GP Ansor pada Rabu (1/2) di Jakarta:
1. KH. Ma’ruf Amin adalah Rais ‘Aam PBNU, sekaligus pimpinan tertinggi dalam jam’iyah NU.
2. Dalam sidang kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama, KH. Ma’ruf Amin dihadirkan ke persidangan untuk memberikan Keterangan Ahli (vide: Pasal 184 ayat (1) jo. Pasal 186 KUHAP).
3. KH. Ma’ruf Amin dalam hal ini, berdasarkan kompetensinya sebagai ahli hukum Islam, maupun kapasitasnya sebagai Rais ‘Aam Syuriah PBNU – pimpinan tertinggi sekaligus yang memberikan arah gerak hukum (Islam) dalam tubuh NU, maupun sebagai Ketua Umum MUI, merupakan seseorang yang ahli dalam hal agama, dan sudah tepat untuk dihadirkan ke persidangan untuk dimintai sebagai Keterangan Ahli dalam hal kasus penistaan agama (Islam).
4. Keterangan yang diberikan oleh KH. Ma’ruf Amin, berdasarkan pengamatan kami, sudah sesuai dengan kompetensi maupun kapasitasnya sebagai Ahli Agama Islam, baik sebagai Fuqaha, Rais ‘Aam PBNU maupun sebagai Ketua Umum MUI.
5. GP Ansor menyayangkan sikap, perilaku maupun kata-kata dari terdakwa maupun tim pengacaranya, dengan alih-alih menolak keterangan Kyai Ma’ruf Amin sebagai ahli, justru memelintir situasi dan seolah-olah menempatkan Kyai Ma’ruf sebagai terdakwa. Bahkan cecaran-cecaran pertanyaan maupun tuduhan serta kata-kata kasar yang ditujukan kepada Kyai Ma’ruf Amin lebih merupakan sikap yang menontonkan Argumentum Ad Hominem – atau menyerang pribadi Kyai Ma’ruf daripada mematahkan argumen yang terkait keahlian beliau.
6. GP Ansor tidak akan tinggal diam dan dengan ini menyatakan siap mendampingi dan membela Kyai Ma’ruf Amin, sebagai pimpinan tertinggi kami, secara lahir dan batin dalam koridor hukum; dan menyerukan kepada seluruh kader Ansor dan Banser untuk siaga satu komando.
H.Yaqut C. Qoumas
Ketua Umum PP GP Ansor
(haninmazaya/arrahmah.com)