CISARUA (Arrahmah.com) – Selain sebagai tempat pariwisata, Kawasan Puncak Bogor ternyata kini juga berfungsi sebagai tempat penampungan para imigran yang akan hijrah ke Australia. Berdasarkan data Direktorat Jendera Imigrasi, penyumbang terbesar para imigran di wilayah Puncak adalah warga negara Afghanistan. Beberapa di antaranya adalah warga syiah yang tak bisa tinggal di negaranya sendiri. Mereka menetap di Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, yang pada gilirannya hijrah ke Australia.
“Di sana (Afghanistan) ada yang syiah dan suni, terus juga ada Alqaeda. Kami dilarang tinggal di sana, katanya tidak boleh ada syiah dan suni. Saya syiah dan di sana syiah banyak tapi lebih banyak suni,” kata salah satu imigran syiah asal Afghanistan, Neyymatullah, yang tinggal di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, tulis Metropolitanonline (17/4/2014).
Neyymatullah sendiri telah menetap selama dua tahun di wilayah Cisarua. Dia pun fasih berbahasa Indonesia, meski masih terbata-bata.
“Kita masih menunggu, karena nanti ada orang yang mengantarkan ke Australia. Dan kami yakin di sana kita bisa diterima,” harapnya.
Terkait hal itu, Muspika Kecamatan Cisarua terus melakukan pendataan. Sedikitnya tercatat 481 imigran yang memiliki dokumen sah dari UNHCR. Namun dari data tersebut, diprediksi masih ada sekitar ribuan imigran yang tidak memiliki dokumen alias ilegal.
“Pendataan dilakukan untuk mencari imigran yang belum memiliki dokumen sah. Pada saat pendataan, mayoritas imigran berasal dari Afghanistan. Mereka lari ke sini karena negaranya dalam situasi konflik. Mereka akan mencari suaka ke Australia,” ungkap Kapolsek Cisarua Kompol Musimin.
Razia
Sementara itu, Kantor Imigrasi Bogor kembali menangkap delapan Warga Negara Afghanistan di Puncak Bogor Selasa (9/12/2014). Pada penangkapan ini, petugas Imigrasi di bantu anggota TNI dan perangkat Kecamatan Cisarua.
Saat razia dilakukan ada 100 imigran terdata. Delapan diketahui pendatang ilegal.Petugas gabungan yang berkumpul di kantor Kecamatan Cisarua, lalu bergerak menyisir tiga tempat yakni Desa Citeko, Batulayang, Cisarua yang selama ini dihuni WNA.
Kepala Kantor Imigrasi Bogor, Herman Lukam mengaku, tiga lokasi yang menjadi target operasi, setelah diketahui dari petugas, bahwa tempat ini menjadi tempat pemukiman Imigran.
“Saya akui ada pergeseran pemilihan tempat para Imigran. Jika dulu mereka tinggalnya terkonsentrasi di satu wilayah, sekarang imigran lebih senang tinggal di daerah terpisah-pisah dan menyebar,”kata Herman, tulis Poskotanews Selasa (9/12/2014).
Razia hari ini, diakui Herman, akan berlanjut sampai tiga hari kedepan. Operasi ini untuk mendapat pasti jumlah maupun keberadaan mereka, apakah secara resmi atau ilegal.
“Hasil razia hari pertama, hingga pukul 16:00, kami mendata 100 orang, 8 diketahui ilegal. Imigran ilegal asal Afhganistan lalu kami bawa ke kantor imigrasi untuk dilakukan pendataan. Mereka merupakan pengungsi dari daerah konflik. Mereka akan serahkan ke UNCR usai didata. Untuk delapan orang iini, tidak kami lakukan deportasi,”katanya. (azm/dbs/arrahmah.com)