JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam beberapa hari terakhir perdebatan mengenai “New Normal” di tengah wabah corona memenuhi pemberitaan di tanah air.
“New normal” atau tatanan kehidupan baru dinilai perlu diterapkan untuk beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Wacana ini muncul setelah Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk dapat hidup berdamai dengan Covid-19.
Lalu sebagai Muslim, bagaimana kita menyikapinya?
Menurut Ustadz Syihabuddin Abdul Muiz, Mudir Ma’had Tahfidzul Qur’an Isy Karima, seorang Muslim itu kehidupannya selalu normal, tidak pernah tidak normal.
“New normal, baru tapi normal, seorang Muslim itu selalu selamanya normal, ga pernah ga normal,” ujarnya.
“Karena Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Sungguh menakjubkan perkara orang Mukmin, semuanya baik, karena dia telah berprasangka kepada Allah subhanahu wata’ala. Kalau dia ditoimpa musibah, dia bersabar dan pasti ada hikmah di balik itu, kalau dia diberi kenikmatan dia bersyukur kepada Allah,” lanjutnya menjelaskan dalam sebuah pesan video singkat yang di akun Instagram.
“Kaum Muslimin ga ada yang berubah, bahkan semakin dekat kepada Allah. Justru kalau orang itu tidak normal, manakala dia itu tidak kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, dia akan terus ada masalah.”
Di akhir video, Ustadz Syihabuddin menyebutkan bahwa yang dinamakan “new normal” itu mungkin bertaubat, taubatan nasuha, bertaubat kepada Allah, dan kita akan mengalami perubahan hidup. Tapi selama hubungan terhadap Allah tidak berubah, maka hidup kita tak akan berubah.
(haninmazaya/arrahmah.com)