TEL AVIV (Arrahmah.id) –– Jumlah tentara Israel yang cacat setelah melalui peperangan 7/10 di Gaza diperkirakan telah melampaui 70 ribu jiwa untuk saat ini.
Sejak perang berkecamuk pada akhir tahun 2023 lalu, baik Palestina maupun Israel memang telah kehilangan banyak korban jiwa.
Dilansir Channel 7 Israel (27/8/2024), sekitar 70 ribu tentara tersebut telah mendapat perawatan di departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan.
Tak hanya itu, 35% dari mereka mengalami masalah mental, sementara 21 % dari mereka mengalami cedera fisik.
Menurut Channel tersebut, data yang diberikan Konferensi Medis Israel menunjukkan lebih dari seribu pria dan wanita baru yang terluka dirawat di bangsal setiap bulannya untuk menerima perawatan.
Pada awal tahun 2024, informasi tentang tentara Israel yang menjadi korban ini sebenarnya gencar diberitakan. Bahkan setiap bulannya, jumlah korban tentara ini mengalami peningkatan signifikan.
Dilansir dari Anadolu (13/1), terdapat sekitar 4.000 tentara Israel yang dinonaktifkan dalam perang karena mengalami cacat fisik. Kemudian di tanggal 28 Februari 2024, jumlah tersebut meningkat jadi 12.000 tentara.
Berbicara kepada radio 103FM Israel, analis militer Yossi Yehoshua mengatakan tentara Israel telah kehilangan “sejumlah besar” tentara dan komandan, selain ribuan orang yang terluka.
Mengutip Institut Keselamatan dan Keamanan Israel, pada pertengahan April, tentara Israel mengakui lebih dari 2.000 tentara, polisi, dan personel keamanan telah dinonaktifkan sejak awal perangnya di Jalur Gaza.
Disebutkan juga jika persentase orang yang menderita kesulitan tidur meningkat dari 18,7% pada musim panas lalu menjadi 37,7%, sementara laporan menderita stres berat meningkat menjadi 43,5% selama perang.
Itulah perkiraan jumlah tentara Israel yang mengalami cacat fisik dan mental setelah melakukan peperangan di Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu. (hanoum/arrahmah.id)