GAZA (Arrahmah.id) — Lebih dari 500 orang tewas ketika Israel menyerang Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Palestina.
“Rumah sakit itu menampung ratusan orang yang sakit dan terluka, dan orang-orang yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka karena serangan Israel lainnya,” ungkao juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra, dikutip dari Al Jazeera (17/10/2023).
Kepala bagian pediatri di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, Dr Hussam Abu Safiya, mengatakan pemboman terhadap rumah sakit tersebut “tidak masuk akal namun kita telah melihatnya berulang kali”.
“Kami berjuang untuk menyelamatkan anak-anak yang terluka, ibu hamil, bayi dilahirkan di sini,” kata Abu Safiya dalam sebuah pernyataan setelah serangan terhadap Rumah Sakit Arab al-Ahli.
Dalam rekaman video menunjukkan mayat-mayat berserakan di halaman rumah sakit tersebut.
Militer Israel sendiri mengatakan laporan tentang kemungkinan serangan udara terhadap rumah sakit tersebut “masih dalam peninjauan.”
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari, menuturkan bahwa dia belum memiliki semua informasi tentang serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli. Dia menyatakan rincian lebih lanjut soal serangan itu akan diberikan jika memungkinkan.
Menurut The Times of Israel, Hagari mengatakan bahwa dia belum mengetahui apakah ledakan di rumah sakit tersebut adalah akibat dari serangan Israel.
Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyebut penargetan rumah sakit oleh Israel sebagai “genosida.”
Serangan udara tersebut terjadi pada hari ke-11 dalam konflik antara Israel dengan Hamas. Israel juga berencana melancarkan serangan darat dengan tujuan membasmi Hamas.
Namun, belakangan semakin banyak kelompok non-pemerintah dan pemimpin dunia yang menyatakan bahwa blokade total dan bombardir Israel di Jalur Gaza melanggar hukum internasional dan mungkin merupakan kejahatan perang. (hanoum/arrahmah.id)