PALU (Arrahmah.com) – Lima hari setelah gempa bumi dan tsunami melanda kota Palu dan Donggala, muncul foto-foto yang diambil dari luar angkasa yang menunjukkan skala kehancuran dari bencana tersebut.
Jumlah korban tewas sejauh ini telah melebihi 1.300 orang, menurut BNPB. PBB mengatakan hampir 200.000 orang sangat membutuhkan bantuan, lansir BBC (2/10/2018).
Penilaian kerusakan oleh layanan pemetaan darurat Uni Eropa, Copernicus memperkirakan hingga 3.000 bangunan telah rusak atau hancur dalam bencana.
Ratusan orang berkumpul di pantai mempersiapkan festival ketika ombak menerjang, sekitar setengah jam setelah gempa terjadi.
Seluruh desa, seperti di Balaroa bawah, telah dibajiri lumpur.
Beberapa memperkirakan sekitar 1.700 rumah tertelan di Balaroa dan ratusan lainnya di Petobo, di antara mereka yang tewas adalah puluhan pelajar dari kelompok studi Alkitab.
Pasir jenuh dan lumpur menelan bangunan dan infrastruktur.
Bukit ini telah tertutup lumpur setelah likuifaksi menyebabkan tanah dan sedimen mengalir turun:
Tsunami menghanyutkan semua layanan di kota Palu.
Rute transportasi telah terputus, menghambat upaya penyelamatan, hanya ada sedikit air mengalir, listrik, makanan atau air minum.
Jembatan Jemalam sepanjang 126 meter, yang menghubungkan 350.000 penduduk di barat kota dengan penduduk di timur, telah hancur.
Orang-orang melakukan pencarian di puing-puing untuk menemukan apa pun yang mungkin masih bisa diselamatkan.
Bahkan barang-barang seperti peralatan dapur, apapun yang bisa memudahkan kehidupan saat ini.
Militer telah mengambil alih bandara untuk menerbangkan bantuan dan memindahkan korban yang terluka parah.
Ribuan orang lainnya menunggu untuk mendapatkan penerbangan komersial dari Palu.
(haninmazaya/arrahmah.com)