SURIAH (Arrahmah.id) — Terdapat dua kelompok oposisi Suriah yang didanai oleh Amerika Serikat (AS). Kedua organisasi tersebut tercatat baru didirikan di tahun 2015, ketika perang saudara di negara tersebut berkecamuk.
Jika dilihat dalam sejarahnya, Suriah memang pernah bekerja sama dengan AS untuk meredam perlawanan khususnya yang dilakukan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS) satu dekade lalu.
Adapun nama kelompok yang dibentuk dan dilatih AS di Suriah:
1. Pasukan Demokratik Suriah (SDF)
The Syrian Democratic Forces (SDF) atau Pasukan Demokratik Suriah merupakan koalisi yang dipimpin oleh suku Kurdi dan terdiri dari milisi etnis dan kelompok perlawanan Suriah yang didukung AS.
SDF berfungsi sebagai sayap militer resmi Pemerintahan Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES).
Mereka bersekutu dengan dan dipasok oleh aliansi internasional 80 negara yang dipimpin oleh AS.
Milisi Kurdi yang didirikan pada 10 Oktober 2015 ini mengklaim misinya adalah berjuang untuk menciptakan Suriah yang sekuler, demokratis, dan federal. Namun keberadaan SDF ditentang Turki karena memiliki hubungan langsung dengan PKK/YPG, yang dicap Turki sebagai kelompok teroris dan kerap meneriakan separatisme atas Turki.
Dalam konflik di Suriah, SDF semula dipakai AS untuk memerangi ISIS. Namun sejak kekalahan ISIS oleh alinasi 80 negara internasional, SDF kerap terlibat dalam memerangi kelompok perlawanan Suriah khususnya yang pro-Turki
2. Maghawir al-Thawra atau Tentara Pembebasan Suriah (SFA)
Maghawir al-Thawra atau The Syrian Free Army (SFA) atau Tentara Pembebasan Suriah adalah sebuah kelompok perlawanan Suriah yang menguasai wilayah dekat perbatasan Suriah dengan Irak dan Yordania.
Maghawir alThawra dilatih dan didanai oleh Angkatan Darat AS serta ditempatkan di al Tanf.
Kelompok yang awalnya bernama Tentara Baru Suriah (NSA) ini didirikan sebagai perluasan dari Brigade Allahu Akbar oleh pembelot Tentara Suriah dan pemberontak lainnya selama Perang Saudara Suriah pada tanggal 20 Mei 2015.
Pada tanggal 5 Maret 2016, NSA dan kelompok perlawanan Suriah lainnya, Brigade Martyr Ahmad al-Abdo, merebut perbatasan al-Tanf dari ISIS dalam serangan lintas perbatasan dari Yordania.
Namun pada bulan Mei 2016, seorang anggota ISIS melakukan serangan bunuh diri yang menghantam pangkalan NSA di dekat al-Tanf, yang mengakibatkan banyak korban. Serangan itu memunculkan ketegangan dan kurangnya moral dalam kelompok itu, yang anggotanya menuduh AS gagal menyediakan peralatan yang dijanjikan.
Pasca perpecahan di akhir tahun 2016, NSA dibubarkan dan sebagian besar anggotanya membentuk Maghawir al-Thawra (Komando Revolusi), yang dipimpin oleh Kapten Abdullah al-Zoubi dengan tetap menjalin kerja sama dengan AS.
Pada tanggal 23 September 2022, AS sempat memberhentikan komandan Maghawir al-Thawra, Brigadir Jenderal Muhannad Ahmad, dan menggantinya dengan Kapten Muhammad Farid, mantan pemimpin Brigade Syuhada Qaryatayn. Hal ini menyebabkan pertikaian internal . Namun tak berselang lama, pertikaian mereda dan semua pihak menerima putusan AS dengan sekaligus mengubah namanya menjadi Tentara Pembebasan Suriah pada 23 Oktober 2022. (hanoum/arrahmah.id)