Itu Aku, orang Rohingya!
Ketika aku dilahirkan,
Aku bukan bayi seperti kalian.
Tanpa akta kelahiran
Aku hanya bagaikan sosok yang mati.
Ketika aku berusia setahun,
Aku bukan anak-anak seperti kalian.
Tanpa kewarganegaraan
Aku bagaikan hewan peliharaan.
Ketika aku di sekolah,
Aku bukan pelajar seperti kalian.
Tanpa wajah Burma
Aku hanya bagaikan sosok dengan masa depan yang tandus
Ketika aku berada di desa yang lain,
Aku bukan seorang penduduk seperti kalian
Yang memiliki persetujuan untuk tinggal semalam,
Aku hanya bagaikan tahanan yang sinting.
Ketika aku melewati kotaku,
Aku bukan seorang warga seperti kalian,
Yang memegang formulir otorisasi,
Aku hanya bagaikan seorang nomaden.
Ketika saya kuliah di universitas,
Aku bukan lulusan seperti kalian,
Yang tidak diterima di jurusan profesi,
Aku hanya bagaikan orang yang cacat.
Ketika aku mencoba untuk melakukan pendekatan dengan masyarakatku,
Aku tidak diterima seperti kalian.
Menderita apartheid dan chauvinisme
Aku hanya bagaikan orang yang dikarantina.
Saat aku ingin menikah,
Aku bukan calon pengantin seperti kalian.
Yang memiliki persetujuan untuk menikah,
Aku hanya bagaikan seorang alien
Saat aku berniat untuk memperbaiki gubuk tanahku,
Aku tidak diizinkan untuk melakukannya seperti kalian. Menghadapi penolakan nyata.
Aku hanya bagaikan seorang penyerbu
Saat aku mengelola perdagangan
Aku bukan seorang penjual seperti kalian.
Terus dibatasi dan disita,
Aku hanya bagaikan seorang pengemis.
Saat saya mengajukan permohonan untuk menjadi pegawai negara,
Aku bukan calon seperti kalian.
Menerima penolakan,
Aku hanya bagaikan seorang yang terkucil.
Ketika saya dirawat di sebuah klinik yang dikelola negara, Aku bukan pasien yang disukai seperti kalian.
Terpinggirkan dan terdiskriminasi
Aku hanya bagaikan seorang yang terbuang.
Meski aku tinggal di negara tempatku lahir,
Aku tidak bisa menyebut itu negaraku seperti kalian,
Tanpa identitas,
Aku hanya bagaikan seorang pendatang.
Meski aku menghirup udara dari langit ini,
Aku bukan manusia seperti kalian.
Tanpa orang yang memperdulikan
Aku hanya bagaikan seorang yang kesepian.
Meski aku melihat matahari terbit,
Aku bukan makluk hidup seperti kalian.
Tanpa harapan yang pasti untuk esok hari,
Hidupku bagaikan sebuah kastil pasir.
Tentu saja, tidak ada yang seperti aku saat ini.
Hanya satu-satunya
Begitulah sebenarnya diriku
Mungkin, aku bukan seperti yang lainnya.
Aku, hanya seorang Rohingya!
(ameera/RB/arrahmah.com)