LONDON (Arrahmah.id) – Inggris untuk pertama kalinya menunjukkan bukti bahwa Iran memasok senjata canggih kepada milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran di Yaman, setelah menemukan foto-foto uji coba yang dilakukan di markas besar Garda Revolusi di Teheran di hard drive sebuah pesawat tak berawak yang disita Angkatan Laut Inggris.
Personel dari kapal Inggris HMS Montrose menyita quadcopter tak berawak bersama dengan pengiriman rudal dan suku cadang rudal pada Februari tahun lalu ketika mereka menghentikan dan menggeledah sejumlah kapal yang bergerak cepat di Teluk Oman, lansir AP (15/2/2023).
Senjata dan bukti lain tersebut diserahkan kepada PBB sebagai bukti yang mengaitkan Iran dengan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan yang melarang pengiriman senjata ke Houtsi, demikian ungkap Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin (14/2) di London.
“Ini adalah pertama kalinya kami dapat menunjukkan bukti kepada PBB yang mengindikasikan hubungan langsung antara negara Iran dan pasokan senjata ini,” kata seorang pejabat kementerian, yang berbicara tanpa menyebut nama sesuai dengan kebijakan kementerian.
PBB telah melarang transfer senjata ke Houtsi sejak 2014 ketika mereka turun dari benteng mereka di wilayah utara, dan menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan merebut ibu kota, Sana’a. Iran telah lama membantah mempersenjatai milisi tersebut.
Quadcopter komersial yang disita oleh Angkatan Laut Inggris dirancang untuk penerbangan pengintaian, kata kementerian tersebut.
Para penyelidik dapat mendekripsi data pada memori internal pesawat, yang belum dihapus. Di situlah mereka menemukan catatan 22 penerbangan uji coba yang dilakukan di markas besar kedirgantaraan Garda Revolusi di Teheran barat, kata kementerian itu.
Drone tersebut berada dalam pengiriman yang sama dengan sejumlah rudal permukaan-ke-udara dan komponen untuk rudal jelajah serangan darat Proyek 351 Iran.
Penemuan ini menambah semakin banyak bukti campur tangan Iran dalam konflik di Yaman, yang telah melahirkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Negara-negara Barat, para ahli PBB, dan pihak-pihak lain telah melacak persenjataan Houtsi mulai dari teropong penglihatan malam, senapan, dan rudal hingga ke Teheran.
Baru-baru ini, pasukan angkatan laut Prancis di Teluk Oman pada Januari menyita ribuan senapan serbu, senapan mesin, dan rudal anti-tank yang berasal dari Iran dan menuju ke Houtsi.
Pada November, Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa mereka telah menemukan 70 ton komponen bahan bakar rudal yang disembunyikan di antara karung-karung pupuk di sebuah kapal yang berlayar ke Yaman dari Iran.
“Sekali lagi rezim Iran telah terekspos atas proliferasi senjata yang sembrono dan aktivitas destabilisasi di wilayah tersebut,” kata Tariq Ahmad, Menteri Inggris untuk Timur Tengah.
“Dukungan militer Iran yang berkelanjutan kepada Houtsi dan pelanggaran embargo senjata yang terus berlanjut telah memicu konflik lebih lanjut dan merusak upaya perdamaian yang dipimpin oleh PBB.” (haninmazaya/arrahmah.id)