LONDON (Arrahmah.com) – Sejumlah dokumen rahasia telah mengungkapkan bahwa pemerintah Inggris diam-diam memasok peralatan militer untuk rezim mantan diktator Irak, Saddam Hussein, selama perang saudara yang berlangsung delapan tahun terhadap Iran.
Meskipun pemerintah London telah berulang kali membantah tuduhan bahwa negaranya membantu Saddam Hussein dalam perang yang dipaksakan terhadap Iran selama delapan tahun. London bersikeras bahwa dirinya netral. Sementara itu, dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher, menyediakan 78 jenis peralatan militer untuk Irak.
Terbongkarnya dokumen ini menjadi pukulan keras bagi pemerintahan Inggris dan semakin memperjelas bahwa Inggris bersikap munafik karena sembari mengirimkan senjata ke Irak, negara ini menandatangani resolusi Dewan Keamanan PBB 479 yang diadopsi pada tanggal 28 September 1980. Resolusi ini menyerukan kepada semua negara anggota DK PBB “untuk menahan diri dari setiap tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut dan pelebaran konflik.”
Rezim Irak menginvasi Iran pada tanggal 22 September 1980 dan, dibantu oleh kekuatan hegemonik Barat, berusaha menyusun taktik brutal itu bisa mendapatkan kekuasaan.
Irak menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil Iran dan menewaskan ribuan orang. Jumlah korban diperkirakan lebih dari 100.000 orang dengan 20.000 orang merupakan tentara Iran.
Selama perang 8 tahun yang dikenakan terhadap Iran, Inggris bertekad untuk meningkatkan perekonomian dengan memasok Saddam dengan peralatan perang yang kemudian memaksa Saddam untuk diadili karena kejahatan perang yang dilakukannya.
Dalam sebuah surat rahasia untuk Thatcher pada Maret 1981, seorang menteri menulis bahwa kontrak dengan Irak mencapai lebih dari USD 150 juta dalam enam bulan terakhir (selama 1981). Selanjutnya, surat itu menceritakan pertemuan dengan Saddam yang digambarkan sebagai “langkah maju yang signifikan dalam membangun hubungan kerja sama dengan Irak, yang disinyalir akan menghasilkan manfaat politik yang besar.”
Thatcher mengatakan melalui surat dengan tulisan tangan itu bahwa ia “sangat senang”. Kemudian Thatcher memerintahkan penggunaan kekuatan mematikan untuk mengepung kedubes Iran di London pada tahun 1980.
Selanjutnya, keputusan Thatcher untuk melakukan penjualan senjata pada rezim Irak menjadi bumerang di Inggris pada tahun 1990 ketika Irak menginvasi Kuwait dan Inggris menemukan dirinya berperang dengan negara yang telah dipersenjatainya. (althaf/arrahmah.com)