LONDON (Arrahmah.com) – Pesawat militer Inggris, Perancis, dan AS sedang bersiap-siap untuk membela kubu penentang Muammar Gaddafi di Benghazi setelah Washington mengatakan siap untuk mendukung larangan zona terbang dan serangan udara terhadap pasukan Gaddafi, Guardian melaporkan pada Jumat (18/3/2011).
Sejumlah pesawat jet bisa lepas landas dari pangkalan-pangkalan militer Perancis jika zona larangan terbang tersebut disetujui dalam resolusi Dewan Keamanan PBB sebagai salah satu dari sekian upaya yang dilakukan melindungi warga sipil di Libya.
Perancis, yang telah menggagas seruan zona larangan terbang-bersama dengan Inggris, telah menawarkan penggunaan pangkalan militernya di pantai Mediterania yang terletak sekitar 750 mil dari pantai Libya. Beberapa negara Arab akan bergabung dengan operasi militer ini.
Pematangan persiapan militer ini muncul saat pasukan Gaddafi memblokade Benghazi dan mengancam bahwa mereka akan menargetkan semua lalu lintas maritim di Mediterania jika mereka menjadi target pasukan asing. Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi Libya, kementerian pertahanan mengatakan: “Setiap tindakan militer asing terhadap Libya akan memunculkan bahaya bagi semua lalu lintas udara dan maritim di laut Mediterania. Sipil maupun militer akan menjadi sasaran serangan balasan Libya.”
“Lembah Mediterania akan menghadapi bahaya tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga dalam jangka panjang.”
Gaddafi telah memperingatkan pemberontak Libya bahwa pasukannya akan menyerang Benghazi dan tidak akan pernah sedikitpun menunjukkan belas kasihan kepada pejuang yang menentangnya. “Tidak takut lagi, tidak ragu lagi, saat kebenaran telah datang,” kata pemimpin Libya, saat ia memperingatkan warga Benghazi bahwa tentara akan memasuki setiap rumah di kota dan orang-orang yang tidak bersenjata tidak perlu merasa takut.
“Tidak akan ada belas kasihan, pasukan kami akan datang ke malam ini Benghazi.”
Tidak sedikit yang menilai bahwa resolusi DK PBB mengenai zona larangan terbang bagi pasukan Gaddafi di Libya tidak menyelesaikan masalah. Karena pasukan Gaddafi masih dapat menggunakan jalur darat untuk membumihanguskan para penentangnya.
Sebuah sumber di markas PBB di New York mengatakan pasukan militer bisa difungsikan segera setelah resolusi dewan keamanan disahkan melalui pemungutan suara. NATO akan bertemu setelah pemungutan suara untuk meninjau rencana militernya yang telah selesai.
David Cameron berbicara dengan para pemimpin negara-negara Arab pada Rabu malam (16/3) dan pada Kamis (17/3), membujuk mereka untuk ambil bagian. Amerika Serikat menuntut keterlibatan Arab untuk memastikan bahwa barat tidak bisa dituduh memaksakan kehendaknya pada dunia Arab.
Para pendukung resolusi, berbicara sebelum pemungutan suara. Mereka yakin akan mencapai sembilan suara yang dibutuhkan di ruang yang terdiri dari 15 anggota. (althaf/arrahmah.com)