LONDON (Arrahmah.com) – Penusukan yang menewaskan anggota parlemen David Amess dinyatakan Inggris sebagai insiden teroris, kata polisi pada Sabtu (16/10/2021).
Polisi kini masih menyelidiki insiden tewasnya David Amess, yang sedang dalam acara.
Polisi Metropolitan mengatakan, temuan awal mengungkap motif potensial terkait tindakan ekstremisme.
Saat Acara Amess, anggota parlemen Konservatif pro-Brexit yang berusia 69 tahun, tewas ditikam di dalam gereja pada Jumat saat mengadakan konsultasi dua minggu dengan konstituennya di kota kecil Leigh-on-Sea, Essex, timur London.
Polisi menangkap seorang pria berusia 25 tahun di tempat kejadian, karena dicurigai melakukan pembunuhan dan menemukan sebilah pisau.
Polisi Essex mengatakan, petugas merespons dalam beberapa menit setelah adanya laporan penusukan, tak lama setelah pukul 12.05 waktu setempat dan saat tiba menemukan Amess bersimbah darah.
“Ini insiden yang sulit, tetapi petugas dan paramedis kami dari Layanan Ambulans Inggris Timur bekerja sangat keras untuk menyelamatkan Sir David,” kata kepala polisi Essex, Ben-Julian Harrington.
“Tragisnya dia meninggal di tempat kejadian,” imbuhnya dikutip dari AFP.
David Amess adalah ayah dari lima anak, yang pertama kali terpilih menjadi anggota Parlemen Inggris pada 1983.
Beberapa media Inggris yang mengutip sejumlah sumber melaporkan, tersangka diyakini sebagai warga negara Inggris dengan keturunan Somalia.
“Penyelidikan masih dalam tahap awal dan dipimpin oleh petugas dari komando spesialis kontra-terorisme,” lanjut Harrington.
“Kami sudah jelaskan pada saat kejadian bahwa kami yakin tidak ada ancaman lebih lanjut kepada orang lain di daerah itu,” ujar Harrington. (hanoum/arrahmah.com)