LONDON (Arrahmah.com) – Sekjen NATO Jenderal Anders Fogh Rasmussen dan Perdana Menteri Inggris David Cameron meminta agar semua pihak meningkatkan tekanan dalam memerangi penguasa otoriter Libya, Muammar Gaddafi.
“Mereka (Rasmussen dan Cameron) seoakat agar NATO terus melanjutkan operasi dalam rangka meningkatkan tekanan terhadap Gaddafi,” juru bicara kantor Downing Street menyatakan pada Rabu (15/6/2011), dikutip AFP.
Baik Rasmussen maupun Cameron menegaskan bahwa NATO telah melemahkan kemampuan militer Gaddafi dan menyatakan bahwa NATO akan tetap berusaha untuk melakukan operasi sampai rakyat Libya bebas menentukan masa depannya sendiri.
Kedua pejabat penting itu bertemu di London dan mendiskusikan kondisi Libya dan Afghanistan.
NATO, PBB, dan Liga Arab serta sejumlah negara lainnya memihak pada misi yang dilakukan Barat di Libya, kata Cameron.
Namun, Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), aliansi keamanan yang dipimpin oleh Cina dan Rusia (termasuk di dalamnya Uzbekistan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan), mengeluarkan sebuah pernyataan pada Rabu (15/6) meminta agar kampanye militer di Libya segera dihentikan.
“Konflik dan krisis domestik harus diatur agar bisa ditangani secara damai, dan melalui dialog politik yang baik,” kata SCO di Astana, Kazakhstan, tempat aliansi tersebut mengadakan pertemuan.
Sementara pada hari yang sama, perwakilan Rusia untuk NATO, Dmitry Rogozin, menyatakan bahwa NATO pun menerjukan pasukan darat dalam perang di Libya dan berusaha untuk membunuh Gaddafi. (althaf/arrahmah.com)