LONDON (Arrahmah.com) – Pesawat tak berawak Turki, Bayraktar TB2, bertanggung jawab atas hancurnya ratusan kendaraan lapis baja dan bahkan sistem pertahanan udara di Suriah, Libya, dan di tempat lain, kata sekretaris pertahanan Inggris pada Jumat (11/12/2020), seperti dilaporkan Anadolu.
“Akar drone ini lahir dari inovasi Turki,” kata Ben Wallace dalam webinar yang diselenggarakan oleh Royal United Services Institute for Defense and Security Studies (RUSI), sebuah lembaga think tank keamanan Inggris.
“Dicegah dari mendapatkan akses ke program luar negeri, mereka [Turki] melakukan apa yang biasa kami lakukan dengan sangat baik – mereka berinovasi.”
Wallace mengatakan drone Turki memiliki kemampuan untuk menghadirkan “tantangan nyata bagi musuh.”
“TB2 dan amunisi yang menyertainya menggabungkan kemampuan teknis dengan jangkauan, yang berarti komandan mereka dapat mentolerir beberapa gesekan sambil menghadirkan tantangan nyata bagi musuh,” katanya.
Wallace juga menyelidiki lanskap konflik global yang berubah dan ancaman yang dihadapi Inggris saat ini.
“Kami memiliki kecenderungan di Barat untuk membagi konflik antara peperangan (aktivitas kekerasan dari apa yang disebut perang penembakan yang ‘tepat’) dan sub-ambang (segala sesuatu sebelum penembakan dimulai), padahal sebenarnya konflik hari ini dilakukan biasanya melalui aktivitas tanpa kekerasan tetapi tidak diragukan lagi adalah aktivitas bermusuhan,” jelasnya. (haninmazaya/arrahmah.com)