LONDON (Arrahmah.com) – Inggris dan Prancis sepakat untuk membentuk sebuah kekuatan militer baru dan membangun pusat penelitian nuklir gabungan pada Selasa (2/11/2010). Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menyebut kerja sama ini sebagai babak baru dalam hubungan mereka.
Perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Cameron di London akan membuka jalan bagi kerjasama militer antara kedua negara tetangga sebagai negara yang paling boros membelanjakan anggaran pertahanan di Eropa, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kemitraan baru kedua negara didorong oleh keinginan untuk mempertahankan kemampuan militernya sembari mengurangi anggaran belanja pertahanan yang selama ini menyebabkan defisit anggaran yang cukup besar antara dua negara tersebut..
Perancis dan Inggris sepakat untuk membentuk sebuah pasukan brigade gabungan yang didukung dengan angkatan udara dan laut, yang diperlukan untuk mengambil bagian dalam NATO, Uni Eropa, PBB, atau operasi bilateral.
Pemerintah Cameron mengumumkan dua minggu yang lalu itu bahwa pihaknya memotong anggaran pertahanan sebesar £ 37 miliar Inggris ($ 59,4 miliar) atau 8% anggaran yang direncanakan selama empat tahun ke depan dalam rangka membantu mengendalikan defisit anggaran.
Kapal induk Perancis, Charles de Gaulle, dan kapal induk Inggris yang sedang diselesaikan dalam beberapa waktu belakangan ini akan dibuat kompatibel sehingga masing-masing negara bisa menggunakan kedua kapal induk itu untuk landasan pesawat terbang.
Kedua negara pun sepakat untuk membuat pusat penelitian hulu ledak nuklir dan pusat simulasi gabungan. Meskipun terdapat larangan untuk uji coba nuklir, namun laboratorium canggih ini memperbolehkan kedua negara untuk menguji keamanan hulu ledak mereka.
“Hari ini, kami membuka sebuah babak baru dalam sejarah panjang kerjasama pertahanan dan keamanan antara Inggris dan Perancis,” kata Cameron
Cameron mengatakan ia memperkirakan Washington akan menyambut baik perjanjian dua sekutu itu untuk bekerja sama lebih erat lagi. Meskipun dalam hal ini tidak sedikit yang beranggapan bahwa Inggris ingin menggalang kekuatan seluruh Eropa untuk menandingi AS.
“Mereka (Amerika) menginginkan negara-negara Eropa seperti Perancis dan Inggris untuk bekerja sama dalam pertahanan sehingga kami memiliki kemampuan yang lebih besar.” (althaf/arrahmah.com)