KABUL (Arrahmah.id) – Robert Chatterton Dickson, Kuasa Usaha Misi Inggris untuk Afghanistan, mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa kunjungannya ke Afghanistan menunjukkan komitmen Inggris untuk mendukung masa depan yang positif bagi semua warga Afghanistan, termasuk perempuan dan anak perempuan.
Afghanistan terus mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, yang mencerminkan setengah abad konflik dan kekeringan yang diperburuk oleh perubahan iklim, kata Dickson, seraya menambahkan bahwa lebih dari “28 juta orang Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan dan situasi ekonomi terlihat suram.”
“Dukungan Inggris untuk Afghanistan berjumlah lebih dari $ 650 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan sejak Agustus 2021,” tambahnya, lansir Tolo News (7/7/2023).
Aziz Maarij, seorang analis politik, mengatakan bahwa Inggris dapat membantu situasi di Afghanistan.
“Karena pengaruhnya di tingkat internasional, Inggris dapat secara langsung dan tidak langsung membantu Taliban [Imarah Islam Afghanistan] dan rakyat Afghanistan,” katanya.
Dickson mengatakan bahwa ia telah melakukan “berbagai diskusi terbuka dengan para pemimpin Taliban.”
“Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka telah membuat kemajuan dalam pemberantasan narkotika, meningkatkan keamanan dan mengurangi korupsi. Saya menjelaskan keprihatinan kami yang mendalam tentang dekrit yang mengikis hak-hak perempuan dan anak perempuan.”
Kata Dickson: “Kami akan terus mendorong agar perempuan dan anak perempuan Afghanistan dapat mencapai potensi penuh mereka, dan bekerja sama dengan semua pihak, termasuk Taliban, untuk membantu mewujudkan Afghanistan yang aman dan sejahtera.”
Para analis politik mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan semacam itu akan bermanfaat jika pemerintah Afghanistan menerima keinginan komunitas internasional.
“Pertemuan-pertemuan seperti itu akan bermanfaat jika keinginan masyarakat internasional tentang Afghanistan ditanggapi secara positif dan keinginan-keinginan tersebut termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia, penghormatan terhadap kaum minoritas dan pembentukan pemerintahan yang inklusif,” klaim Wahid Faqiri, seorang analis politik.
Setelah penunjukannya sebagai Kuasa Usaha Misi Inggris untuk Afghanistan pada awal Juni 2023, Dickson mengunjungi Afghanistan untuk pertama kalinya. (haninmazaya/arrahmah.id)