LONDON (Arrahmah.id) — Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris telah berjanji untuk melepaskan hampir £ 100 juta (133 miliar dolar AS) dana darurat ke Afghanistan.
Ini sesuai dengan desakan permintaan dari dua mantan kepala bantuan yang memperingatkan, bahwa satu juta anak Afghanistan bisa meninggal karena kekurangan gizi akut.
Agustus lalu, pemerintah Inggris berjanji untuk menggandakan bantuannya yang dihabiskan di Afghanistan, tetapi sejauh ini hanya 145 juta pound dari 286 juta pound yang telah dicairkan. Menyisakan setengah dari dana yang tidak digunakan, hanya beberapa bulan sebelum akhir tahun keuangan pada April.
Sir Mark Lowcock, mantan wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan, mendesak London untuk melepaskan sisa dana itu.
“Sama sekali tidak pantas untuk memberlakukan semacam hukuman kolektif pada total populasi negara karena Anda tidak menyukai rezim yang tidak dipilih oleh orang-orang itu. Di mana sisa uang itu, apa yang mereka tunggu?” ujar Lowcock, dilansir Arab News (27/2022).
Baroness Valerie Amos, yang juga mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan memperingatkan hal yang sama.
“Akan ada 3 juta anak di bawah 5 tahun yang akan menghadapi kekurangan gizi akut pada Maret nanti. Dari jumlah itu, satu juta anak akan mati,” tegasnya.
Menyusul permohonan mendesak itu, Kementerian Luar Negeri berjanji untuk memberikan 97 juta pound bantuan darurat ke Afghanistan untuk musim dingin.
Menurut departemen itu, 97 juta pound akan memberi lebih dari 2,7 juta orang makanan, layanan kesehatan, dan air.
“Inggris terus memberikan bantuan kemanusiaan yang vital di Afghanistan. Kami telah menggandakan bantuan Inggris tahun ini untuk menyelamatkan nyawa, melindungi perempuan dan anak perempuan dan mendukung stabilitas di wilayah tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Liz Truss.
“Dana yang diumumkan hari ini untuk makanan, tempat tinggal dan pasokan kesehatan yang akan diberikan kepada mereka yang paling membutuhkan,” tambahnya.
Miliaran dolar uang Afghanistan saat ini dibekukan dalam aset oleh pemerintah asing karena AS dan sekutunya bergulat dengan bagaimana mereka harus berurusan dengan rezim Taliban.
Lowcock mengatakan uang tunai Afghanistan sendiri dapat digunakan untuk membayar guru dan petugas kesehatan secara langsung. PBB sedang mencari 5,9 miliar dolar untuk membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan.
“Ini adalah persyaratan yang signifikan tetapi kabar baiknya adalah cukup banyak yang dapat didanai dari sumber daya Afghanistan sendiri,” kata Lowcock.
Banyak laporan mulai muncul bahwa orang-orang Afghanistan yang miskin dan putus asa terpaksa menjual organ mereka untuk biaya hidup. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka juga menjual anak-anak untuk memberi makan diri mereka sendiri dan keluarga mereka.
“Kita harus menemukan cara untuk memulihkan ekonomi di Afghanistan tanpa menempatkan uang ke tangan Taliban, dan kami memiliki banyak pengalaman untuk melakukan ini,” kata Amos.
(hanoum/arrahmah.id)