LONDON (Arrahmah.id) – Inggris mengatakan untuk pertama kalinya menunjukkan bukti bahwa Iran memasok senjata canggih ke pemberontak Houtsi di Yaman, setelah menemukan gambar tes yang dilakukan di markas Pengawal Revolusi di Teheran pada hard drive pesawat tak berawak yang disita oleh Angkatan Laut Kerajaan.
Personil dari kapal Inggris HMS Montrose menyita quadcopter tak berawak bersama dengan pengiriman rudal pada Februari tahun lalu ketika mereka menghentikan dan menggeledah sejumlah perahu yang bergerak cepat di Teluk Oman. Senjata-senjata dan bukti-bukti lainnya diajukan ke PBB karena menghubungkan Iran dengan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan yang melarang pengiriman senjata ke Houtsi, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada Senin (13/2/2023) di London.
“Ini adalah pertama kalinya kami dapat memberikan bukti kepada PBB yang menunjukkan hubungan langsung antara Iran dan pasokan senjata ini,” kata seorang pejabat kementerian, berbicara tanpa menyebut nama sejalan dengan kebijakan departemen.
PBB telah melarang pengiriman senjata ke Houtsi sejak 2014, ketika pemberontak turun dari kubu utara mereka, menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan merebut ibu kota, Sanaa. Namun, Iran telah lama membantah mempersenjatai pemberontak.
Quadcopter komersial yang disita oleh Royal Navy dirancang untuk penerbangan pengintaian, kata kementerian itu.
Penyidik dapat mendekripsi data di memori internal pesawat, yang belum dihapus. Di situlah mereka menemukan catatan 22 uji terbang yang dilakukan di markas kedirgantaraan Pengawal Revolusi di Teheran barat, kata kementerian itu.
Drone itu berada dalam pengiriman yang sama dengan sejumlah rudal darat-ke-udara dan komponen untuk rudal jelajah serangan darat Proyek 351 Iran. Penemuan ini menambah bukti campur tangan Iran dalam konflik di Yaman, yang telah melahirkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Negara-negara Barat, pakar PBB, dan lainnya telah melacak persenjataan Houtsi mulai dari night-vision scope, senapan, dan rudal hingga ke Teheran.
Baru-baru ini, pasukan angkatan laut Prancis di Teluk Oman pada Januari menyita ribuan senapan serbu, senapan mesin, dan rudal anti-tank yang datang dari Iran dan menuju ke Houtsi.
Pada November tahun lalu, Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa mereka telah menemukan 70 ton komponen bahan bakar rudal yang disembunyikan di antara kantong pupuk di atas kapal yang berlayar ke Yaman dari Iran.
“Sekali lagi rezim Iran telah diekspos karena proliferasi senjatanya yang sembrono dan aktivitas destabilisasi di kawasan itu,” kata Tariq Ahmad, menteri negara Inggris untuk Timur Tengah. “Dukungan militer Iran yang berkelanjutan kepada Houtsi dan pelanggaran embargo senjata yang terus berlanjut telah memicu konflik lebih lanjut dan merusak upaya perdamaian yang dipimpin PBB.” (zarahamala/arrahmah.id)