KABUL (Arrahmah.com) – Inggris akan mempermudah warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan Inggris untuk menetap di Inggris, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan keselamatan mereka ketika pasukan asing meninggalkan Afghanistan, kata seorang menteri.
Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan itu benar untuk mempercepat rencana dengan mantan staf Afghanistan yang berisiko mendapat pembalasan dari Taliban dan kelompok bersenjata lainnya di negara itu.
“Dengan kekuatan Barat pergi, ancaman meningkat, termasuk serangan yang ditargetkan oleh Taliban,” kata Wallace kepada Sky News, Senin (31/5/2021).
Staf lokal yang bertugas dengan pasukan Inggris telah “banyak berkorban untuk menjaga kami dan sekaranglah waktunya untuk melakukan hal yang sama”, tambahnya.
Lebih dari 1.400 penerjemah Afghanistan dan kerabat mereka telah pindah ke Inggris di bawah skema pemukiman kembali. Pemerintah mengatakan sekitar 3.000 lebih diharapkan berada di bawah aturan baru yang memperluas kelayakan dan memudahkan orang untuk membawa serta keluarga mereka.
“Kewajiban moral” pemerintah untuk merelokasi staf juga ditekankan oleh Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel yang mengatakan bahwa sudah waktunya untuk “mengenali risiko yang mereka hadapi dalam perang melawan ‘terorisme’ dan menghargai upaya mereka”.
“Saya senang kita bisa menghadapi ini sepenuhnya, dengan memberi mereka dan keluarga mereka kesempatan untuk membangun kehidupan baru di negara ini,” tambahnya.
Pada puncak pengerahan pasca-2001, terdapat hampir 10.000 tentara Inggris di Afghanistan, kebanyakan di provinsi Helmand di selatan.
Inggris mengakhiri operasi tempur pada 2014, tetapi sekitar 750 tentara tetap berada di ibu kota, Kabul, untuk melatih pasukan Afghanistan.
Inggris dan anggota NATO lainnya telah berada di bawah tekanan dari para pegiat untuk merelokasi ribuan staf lokal yang bertugas bersama mereka selama dua dekade konflik. Di Afghanistan, mantan pekerja aliansi telah memperingatkan bahwa mereka, dan keluarga mereka, akan menjadi sasaran Taliban menjelang tenggat waktu Amerika Serikat untuk memindahkan 2.500 tentara dan 16.000 kontraktor sipil.
Pendekatan Inggris terhadap relokasi mantan stafnya di Afghanistan telah dikritik karena kriteria ketat seputar siapa yang dapat melamar untuk tinggal di Inggris, dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lama masa kerja dan peran yang tepat. (haninmazaya/arrahmah.com)