LONDON (Arrahmah.com) -Inggris, pada Selasa (29/1/2013) mengatakan bahwa pihaknya siap untuk meningkatkan jumlah personel militer untuk membantu misi penjajahan Perancis di Mali hingga 300 anggota, menurut laporan Saudi Gazette.
Sekretaris Pertahanan Inggris Philip Hammond mengatakan bahwa Inggris telah menawarkan bantuan hingga 40 personel bagi misi pelatihan Uni Eropa di Mali, dan hingga 200 bagi pelatihan pasukan Afrika Barat.
Ide Inggris ini memunculkan ketakutan di Inggris bahwa perang di Mali bisa menarik Inggris ke dalam perang seperti di Afghanistan, yang merugikan harta dan jiwa. Hammond mengatakan kepada parlemen bahwa tidak akan ada tentara Inggris yang akan diturunkan langsung di medan tempur.
20 tentara Inggris telah dikerahkan untuk mengoperasikan pesawat cargo Royal Air Force C-17 untuk membantu pasukan Perancis di Mali, sementara 70 lainnya dikerahkan di luar Mali, di Senegal tepatnya, untuk mengoperasikan pesawat mata-mata.
Inggris juga telah menawarkan kepada Perancis untuk menggunakan jasa pengangkutan kendaraan dan peralatan militer dari Perancis ke Mali, sebagaimana pernyataan Perdana Menteri Inggris David Cameron, tanpa mengatakan berapa banyak personel yang akan dilibatkan.
“Inggris memiliki kepentingan yang jelas terkait ‘stabilitas’ Mali dan memastikan bahwa wilayahnya tidak menjadi ruang tak berpemerintah yang tersedia untuk Al-Qaeda dan rekan-rekannya untuk mengorganisir serangan terhadap Barat,” ujar Hammond. Tetapi “bukan tujuan kami untuk mengerahkan pasukan tempur.”
Selain itu, Inggris juga menawarkan 3 juta poundsterling untuk memperkuat “keamanan” di Mali. 3 juta poundsterling untuk pasukan pimpinan Afrika di Mali dan 2 juta sisanya untuk aktivitas di Mali untuk membantu proses politik “pembangunan stabilitas.” (siraaj/arrahmah.com)