JENEWA (Arrahmah.com) – Sebagian besar warga sipil tewas oleh pasukan koalisi Afghanistan dan pasukan internasional di Afghanistan pada paruh pertama 2019 daripada oleh mujahidin Taliban dan gerilyawan lainnya, menurut misi PBB untuk negara tersebut.
Laporan itu dilaporkan merujuk pada warga sipil yang tewas selama operasi militer Afghanistan dan AS melawan gerilyawan, seperti serangan udara dan serangan malam hari di tempat persembunyian mujahidin dan gerilyawan. Pasukan koalisi selalu mengklaim bahwa mujahidin selalu bersembunyi di tempat-tempat sipil.
AS secara resmi mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada 2014 tetapi masih melancarkan operasi udara secara luas dan dukungan lain kepada pasukan Afghanistan yang memerangi gerilyawan.
Laporan PBB mengatakan 403 warga sipil tewas oleh pasukan Afghanistan dalam enam bulan pertama tahun ini dan 314 lainnya oleh pasukan internasional, totalnya 717. Jumlah itu, menurut laporan tersebut, lebih banyak dibandingkan dengan 531 yang dibunuh oleh Taliban, afiliasi Negara Islam dan gerilyawan lainnya selama periode yang sama.
Tidak ada komentar segera dari pemerintah Kabul atau militer Afghanistan tentang laporan tersebut.
Seorang pejabat NATO menekankan bahwa aliansi ini sekarang dalam misi non-tempur di Afghanistan yang melatih, memberi nasihat, dan membantu pasukan keamanan negara itu.
Aliansi internasional tak pedulikan dan menyatakan berbagi keprihatinan PBB atas korban sipil Afghanistan, kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa “cara terbaik untuk mengakhiri penderitaan warga sipil adalah dengan fokus pada penyelesaian politik konflik dan melanjutkan semua upaya untuk mengurangi kekerasan.”
“Kami menyelidiki secara menyeluruh setiap dugaan jatuhnya korban sipil, dan kami melatih pasukan keamanan Afghanistan untuk memastikan bahwa mereka sangat berhati-hati agar tidak membahayakan warga sipil,” kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonimitas sesuai dengan peraturan. (Althaf/arrahmah.com)