ANKARA (Arrahmah.id) — Badan Statistik Turki mencatat inflasi mencapai 80,21 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus 2022. Inflasi ini tertinggi dalam 24 tahun terakhir, atau sejak Agustus 1998.
Mengutip Reuters (5/9/2022), inflasi Turki pada bulan kemarin masih di bawah prediksi pasar sebesar 81 persen.
Lonjakan ini ditopang oleh kenaikan di sektor transportasi 116,87 persen (yoy), sektor makanan dan minuman non alkohol 90,35 persen (yoy).
Kemudian ada juga kenaikan harga di sektor perumahan sebesar 71,8 persen, perabot dan peralatan rumah 92 persen, serta tarif hotel dan restoran naik 90 persen.
Sementara, secara bulanan (month to month/mtm), indeks harga konsumen Turki tercatat 1,46 persen. Inflasi bulanan ini turun dibandingkan Juli 2022 yang sebesar 2,37 persen.
Meskipun inflasi Turki diperkirakan bakal terus melonjak dalam beberapa bulan ke depan, bank sentral Turki diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan.
Sebelumnya bank sentral Turki bahkan menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 13 persen, padahal inflasi Juli tembus 79,6 persen (yoy). Keputusan ini diambil karena terjadi perlambatan ekonomi di negaranya.
Jadi berbeda dengan negara lain seperti AS, The Fed yang menaikkan suku bunga karena lonjakan inflasi. Turki justru sebaliknya memangkas suku bunga acuan untuk mendorong ekonominya tumbuh lebih tinggi. (hanoum/arrahmah.id)