KABUL (Arrahmah.id) – Indonesia menyumbangkan sepuluh juta dosis vaksin polio kepada Afghanistan. Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan juga menjanjikan dukungan negaranya untuk berbagai sektor di negara tersebut.
“Kami sebelumnya juga telah mendiskusikan pemberantasan polio dengan mitra kami. Kami merasakan keseriusan Imarah Islam Afghanistan untuk memberantas penyakit polio di Afghanistan. Masalah polio di Afghanistan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berkaitan dengan negara-negara di kawasan ini, terutama negara saudara kita, Pakistan. Saya telah berdiskusi dengan pejabat sektor kesehatan Afghanistan tentang perlunya peningkatan pengembangan layanan kesehatan primer, dan insya Allah saya juga akan menyampaikan hal ini kepada sektor kesehatan di negara saya,” ujar Budi R. Suryasaputra, Duta Besar RI untuk Afghanistan, lansir Tolo News (1/4/2024).
Sementara itu, Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan mengatakan bahwa kementeriannya membutuhkan kerja sama dari lembaga internasional, tidak hanya di sektor vaksinasi polio, namun juga dalam mendukung layanan kesehatan primer.
“Anak-anak yang terinfeksi polio tahun lalu adalah anak-anak yang sebelumnya menderita malnutrisi dan memiliki kondisi kesehatan yang buruk. Oleh karena itu, saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk membujuk komite dan lembaga bantuan internasional untuk tidak hanya mendukung kami melalui program vaksinasi, tetapi kami juga membutuhkan dukungan dari mitra internasional untuk meningkatkan layanan kesehatan primer,” kata Qalandar Ebad, penjabat menteri Kesehatan Masyarakat.
“Pesan-pesan penyadaran lebih penting daripada implementasi vaksin polio. Jika program ini berhasil, kita dapat memberantas polio dalam 20 tahun terakhir, tetapi sayangnya, kasus polio masih ada di Afghanistan. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ujar Mojtaba Sofi, seorang dokter.
Media India mengutip para ahli kelumpuhan anak, menulis bahwa dari sepuluh jenis virus polio, hanya dua jenis yang masih ada di daerah-daerah terpencil di kedua negara tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)