JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung pencapaian perdamaian komprehensif di Filipina Selatan. Ditunjukkan awal tahun 2016 ini, Indonesia kembali mengirimkan 3 orang pengamat unsur sipil tahap kedelapan yang akan bertolak ke Filipina dan bergabung dengan 6 orang Tim Pengamat Internasional – International Monitoring Team (TPI-IMT) unsur militer yang tengah bertugas.
Direktur Jenderal Multilateral, Duta Besar Hasan Kleib, seperti dikutip Kemlu.go.id, memimpin acara pelepasan TPI-IMT tahap kedelapan di Kementerian Luar Negeri (5/1/2016), yang juga dihadiri oleh Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP-TNI), Brigjen. AM. Putranto. Acara ini juga sekaligus menyambut kembalinya ke tanah air TPI-IMT unsur sipil tahap ketujuh yang telah melaksanakan tugasnya selama enam bulan di Filipina Selatan.
Pengiriman kembali TPI-IMT sejalan dengan apa yang telah disampaikan Presiden RI, Joko Widodo pada saat kunjungan kenegaraan ke Filipina, tanggal 8-9 Februari 2015, yang menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mendukung proses perdamaian di Filipina Selatan.
Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Multilateral menyampaikan selain dalam kerangka IMT yang mengawasi proses perdamaian antara pemerintah Filipina dan MILF, Indonesia juga telah aktif berpartisipasi dalam proses perdamaian antara antara Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF) sejak 1992 dalam kerangka OKI yang telah menghasilkan Perjanjian Perdamaian 1996.
Direktur Jenderal Multilateral juga menyampaikan selamat bertugas kepada TPI-IMT unsur sipil tahap kedelapan yang akan bertolak Filipina Selatan pada Selasa (5/1) malam. Kepada ketiga orang TPI-IMT unsur sipil tahap ketujuh disampaikan penghargaan yang tertinggi berupa piagam penghargaan dari Menteri Luar Negeri RI.
IMT memiliki peran yang cukup signifikan dalam mendorong terciptanya situasi Mindanao yang aman, stabil dan damai serta mendukung penciptaan proses perdamaian di Filipina Selatan. Hal tersebut ditujukan dengan menurunnya ceasefire violation antara Pemerintah Filipina dengan kelompok MILF setelah dibentuknya IMT di Mindanao.
Sejak tahun 2012 hingga Desember 2015, Pemerintah Indonesia telah menugaskan sebanyak 61 orang personil TPI-IMT unsur sipil tahap pertama hingga tahap tujuh dan unsur militer tahap pertama hingga tahap keempat, untuk bergabung dalam International Monitoring Team (IMT) di Filipina Selatan. Penugasan pengamat Indonesia tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF). (azmr/arrahmah.com)