JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemerintah Indonesia menggalang dukungan bagi Indroyono Soesilo sebagai kandidat Direktur Jenderal Badan Pangan dan Pertanian Internasional (FAO), khususnya dari negara-negara Afrika. “Indroyono Soesilo adalah satu-satunya kandidat dari kawasan Asia Pasifik sekaligus orang Indonesia pertama yang menjadi kandidat Sekjen FAO,” kata Menteri Perindustrian MS. Hidayat dalam satu acara di Jakarta.
Menurutnya pencalonan Indroyono Soesilo (55) yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Menteri Koodinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) sudah disepakati sejak Juni tahun lalu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pada Juni tahun ini akan diadakan pemilihan dirjen baru FAO di Roma, Italia. “Ini saatnya bagi Indonesia dan negara-negara Afrika untuk bersatu menghadapi tantangan dalam ketahanan pangan dan mengurangi kelaparan,” ucapnya di hadapan duta besar negara-negara Afrika di antaranya Dubes Ahmed El Kewaisny (Mesir) dan Ibrahim Bushro Muhammad (Sudan).
Menurutnya, sejak 1998 Indonesia sudah mendirikan pusat teknologi pertanian di Tanzania dan Gambia untuk melatih dan meningkatkan kapasitas para petani dari 27 negara Afrika. “Pusat pelatiahn itu masih beroperasi dan malah akan diperbaharui, ditambah dengan kerja sama pelatihan bagi petani ikan asal Kenya, Mozambik, Tanzania dan negara Afrika lain yang baru diresmikan pada April 2011 di Situbondo,” tambahnya.
Indroyono sendiri dalam pencalonannya sebagai Dirjen FAO menawarkan empat isu untuk mengurangi kelaparan di dunia yang menurutnya masih menimpa 925 juta orang di seluruh dunia, kebanyakan di negara Asia dan Afrika. “Terdapat empat hal untuk mengurangi masalah kelaparan itu yaitu harus ada ketersediaan pangan, akses kepada pangan, kemampuan daya beli untuk membeli pangan dan pangan yang aman,” kata Indroyono.
Ketersediaan pangan menurutnya adalah dengan meningkatkan produksi pangan seperti dengan menyediakan bibit terbaik, pupuk yang bagus maupun teknologi yang mendukung, termasuk juga memasukkan perikanan di dalam pangan. “Selama ini produk perikanan kurang dimasukkan dalam pangan, mengapa tidak memasukkan perikanan juga? Ketahanan pangan juga dapat didukung oleh produk-produk perikanan,” ucapnya.
Ketersediaan akses kepada pangan menurutnya harus terjadi di dalam negara dan antarnegara. “Ada kebijakan pangan yang terintegrasi dalam satu negara sehingga bila ada provinsi yang kelebihan produk pangan dapat menyuplainya kepada provinsi yang masih kekurangan, demikian juga secara global, negara-negara yang surplus pangan dapat mendukung negara-negara yang kesulitan pangan,” jelasnya.
Sementara demi kemampuan daya beli pangan diperlukan adanya tindakan untuk mengurangi kemiskinan sehingga rakyat mampu untuk membeli pangan dan pangan yang aman terkait dengan standarisasi dan kodifikasi pangan. “Saya berpikir, standarisasi dan kodifikasi pangan yang dalam perdagangan internasional masuk ke dalam batasan non tarif dapat diputuskan dari kesepakatan negara-negara berkembang sehingga produk-produk pangan negara tersebut tidak banyak yang ditolak,” jelasnya.
Ia menilai ada dua masalah ketahanan pangan saat ini yaitu masalah perubahan iklim yang mengubah waktu tanam dan panen serta masalah energi terkait dengan pemanfaatan lahan. “FAO itu lembaga untuk berbagi pengetahuan dan bukan lembaga pemberi dana, maka FAO dapat dijadikan wadah agar teknologi negara-negara maju dapat digunakan untuk mengatakasi masalah perubahan iklim yang saat ini terjadi,” katanya.
“Yang paling bermasalah itu adalah di bidang energi, kelapa sawit misalnya, dapat digunakan untuk pangan dan juga sumber bio-energi, jadi mana yang dipilih?” ucapnya. Indroyono adalah doktor lulusan Universitas Iowa bidang Geologic Remote Sensing (1987) serta pernah menjadi Dirjen untuk Badan Penelitian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (2000-2008).
Lima kandidat calon Dirjen FAO lainnya berasal dari Spanyol, Brazil, Iran, Irak, dan Australia. FAO yang beranggotakan 192 anggota (191 negara dan satu Uni Eropa) menerapkan mekanisme pemilihan sistem gugur untuk setiap tahapan dengan masing-masing anggota memiliki satu suara. Dirjen FAO saat ini adalah Jacques Diouf dari Senegal. (ant/rep/arrahmah.com)