Indonesia diguncang gempa, diterpa tsunami, dan diterjang banjir besar. Masihkah seluruh bencana ini hanya dianggap kejadian alam biasa? Tiadakah terfikir bahwa semua ini adalah peringatan dari Allah SWT., kepada umat Islam Indonesia bahwa mereka harus kembali kepadaNya, kembali kepada Islam, dengan menerapkan seluruh aturanNya? Saatnya Indonesia bertobat!
Sebuah Peringatan Dari Allah SWT
Syekh Muhammad Rowi, seorang ulama dari Kairo, Mesir, mengatakan dalam “Musibah Dunia” :
Saya ingin mengingatkan, bahwa gempa dapat terjadi dimana saja. Maka itu adalah peringatan bagi seluruh makhluk agar mereka sadar bahwa bumi yang telah Allah jadikan sebagai tempat tinggal mereka tunduk terhadap perintah Allah.
Lalu, masihkan kita hanya menganggap semua bencana ini terjadi begitu saja? Tidakkah kita takut dan mengambil pelajaran dari seluruh kejadian tersebut ? Ataukah kita hanya menunggu saja hingga gempa dan berbagai musibah itu kembali menerpa kita?
Sesungguhnya, Allah SWT mengingatkan orang-orang yang lalai, dengan mendatangkan tanda-tanda dan peringatan-Nya.
“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.”
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur…?”
“Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain?
“Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah, tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi.”
Demikianlah ayat-ayat peringatan dari Allah SWT yang realisasinya bisa merupakan gempa bumi, tsunami, banjir bandang, angin topan, dan sejenisnya. Hendaknya manusia memahami, khususnya bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bahwa Allah SWT tengah murka kepada kita dan sengaja memberikan seluruh tanda-tanda tersebut untuk menakut-nakuti kita, mengingatkan kita, agar sadar dan segera kembali kepada Islam.
Wajib Mengubah Kemungkaran!
Syekh Umar Bakri Muhammad dalam “Kitabul Hisbah” menjelaskan bahwa ada beberapa kondisi yang akan terjadi jika kita meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, diantaranya :
1.Tersebarnya Kemaksiatan
Dengan ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar, maka kemungkaran alias kemaksiatan akan tersebar luas. Masyarakat akan bangga dan tidak takut lagi untuk melakukan kemungkaran. Mereka tidak takut lagi melakukan perbuatan haram, kufur, bahkan syirik. Saat ini kita bisa melihat tersebarnya semua kemesuman dan kemaksiatan seperti minuman keras, pornografi, prostitusi, perkosaan, pencurian, talbis, dan syirik secara bebas dan tanpa malu-malu tersebar mulai dari daerah hingga kota besar, tanpa sedikitpun hukuman.
2.Turunnya Adzab Allah SWT
Allah SWT telah memperingati bahwa hukuman Allah SWT tidak hanya berdampak pada orang-orang yang melakukan dosa tetapi itu juga akan menimpa kita, jika kita hanya berdiam diri saja. Allah SWT berfirman :
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al Anfal (8) : 25)
Rasulullah SAW., bersabda :
“Demi jiwa yang aku berada ditanganNya, telah jelas kalian harus menyeru ma’ruf dan kalian harus mencegah munkar atau dengan kata lain Allah akan menimpakan kepada kalian sebuah hukuman kemudian doa dan permohonan kalian tidak akan dikabulkan.” (…hadits dilanjutkan dan Dia SAW., mengutip ayat)
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al Maidah (5) : 78-79)
Allah SWT memperingati kita untuk tidak meninggalkan tugas ini (amar ma’ruf nahi munkar) atau Allah SWT akan mempercepat menghukum kita dalam kehidupan ini dan nanti (Hari Kiamat), dan itu menjadi penyebab hukuman dari Allah SWT.
Rasulullah SAW., bersabda :
“Jika seseorang melihat seorang pemimpin yang dzalim yang membuat sesuatu yang dilarang menjadi boleh, yang melanggar hak Allah, yang memerintahkan orang-orang dengan apa yang tidak Allah SWT., telah turunkan tanpa bangkit melawannya dengan sebuah perkataan atau perbuatan, Allah SWT., akan menghukumnya dengan orang dzalim tersebut.” (HR. Ibnu Hibban)
3.Munculnya Pekelahian, Perselisihan, dan Perpecahan
Meninggalkan kewajiban ini akan menyebabkan fitnah (Fitnah berarti kekufuran, syirik, atau bisa juga merupakan cobaan dari Allah) diantara Muslim, orang-orang akan mulai untuk berperang satu sama lain, cekcok, dan mereka akan kehilangan kriteria dengan apa mereka seharusnya mengadili segala masalah.
4.Musuh Akan Menguasai Kaum Muslimin
Rasulullah SAW., dan Shahabat-shahabatnya mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak menang di medang perang atau peperangan dengan (hanya) senjata kita atau dengan jumlah kita, tetapi juga dengan perbuatan kita, iman kita, Do’a dan Tawakkal pada Allah SWT. Inilah sebabnya mengapa Umar Ibnu Khattab ra. pada saat dia memerintahkan kepada para prajurit untuk memperkuat dalam medan peperangan, dia telah mengirimkan sebuah peringatan kepada mereka untuk memelihara perbuatan mereka karena hal itu adalah penyebab kemenangan.
Sungguh jika kita berhenti saling menasihati antara satu dengan yang lain, menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, kita tidak akan pernah menang dan Allah SWT akan membiarkan kita untuk didominasi dan ditaklukan oleh musuh. Naudzu billah min dzalik!
5.Tidak Dikabulkannya Do’a
Rasulullah SAW., memperingati kita bahwa Allah tidak akan menjawab semua do’a kita, jika kita melepaskan atau meninggalkan seruan kita kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar ma’ruf nahi munkar). Beliau SAW., bersabda :
“Demi jiwa yang aku berada ditanganNya, telah jelas kalian harus menyeru ma’ruf dan kalian harus mencegah munkar atau dengan kata lain Allah akan menimpakan kepada kalian sebuah hukuman kemudian do’a dan permohonan kalian tidak akan dikabulkan.” (HR Tirmidzi)
6.Hukuman Keras Di Hari Akhir
Allah SWT menjanjikan hukuman yang berat di akhirat jika kita meninggalkan dakwah ini, Dia SWT., memperingati kita di banyak waktu yang kita akan berhadapan dengan hukuman di neraka jika kita berhenti menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran.
7.Kemiskinan & Krisis Ekonomi
Allah SWT menjanjikan kemelaratan jika kita tidak menaati Allah SWT., dan menginformasikan kepada kita bahwa kita tidak akan kehilangan semua rezqi kita karena kita menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran serta menginformasikan kepada kita bahwa kita akan berhadapan dengan kemiskinan dan malapetaka jika kita meninggalkannya.
8.Candu Kepada Munkar
Jika kita tidak mencegah orang-orang melakukan kemunkaran, itu akan menjadi mudah bagi mereka untuk melakukan demikian (kemungkaran) sampai mereka menjadi kecanduan untuk melakukan semua kemungkaran tersebut.
Mengubah Kemungkaran Asasi
Kemungkaran manakah yang lebih prioritas untuk segera dibasmi? Sungguh kemungkaran tidak terjadi dengan sendirinya tetapi seringkali terjadi bersamaan dan tidak bisa diubah secara bersamaan, terutama sekali jika kita berhadapan dengan Munkar Asasi, yaitu munkar yang menyebabkan kemungkaran yang lainnya.
Sungguh pada saat kita bangkit untuk menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, kita harus membuat skala prioritas mana yang lebih penting. Dalam kasus ini, maka Munkar Asasi (akar kemungkaran yang menyebabkan kemungkaran yang lain) selalu lebih tinggi dan didahulukan untuk dibasmi di atas Munkar Far’i (cabang kemunkaran).
Sungguh, jika hukum buatan manusia menjadi umum dan pada waktu yang sama wanita berjalan dengan “telanjang” (tidak menutup auratnya) maka kewajiban kita adalah mengutamakan syirik dari hukum buatan manusia, dan pada saat kita tertuju kepada wanita yang tidak menutupi auratnya kita harus menghubungkannya pada akar penyebabnya yaitu hukum buatan manusia.
Syirik adalah kemunkaran yang paling besar dan penyebab munkaraat (kemungkaran) yang lain.
“Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, Maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS An Nahl (16) : 36)
Allah telah menetapkan sebagai prioritas dalam dakwah untuk mengubah masyarakat menuju keridhaan Allah SWT. Allah SWT menunjukkan kepada kita apa yang menjadi prioritas penting yaitu bahwa syirik adalah sebuah kemungkaran terbesar (asasi) dan menjadi penyebab kemungkaran lainnya. Untuk itu, kita harus mengekspos dan melepaskan syirik dan hukum kufur buatan manusia dengan tujuan untuk menerapkan hukum Islam.
Indonesia Bertobat!
Kini, sudah saatnya Indonesia bertobat! Krisis multidimensi yang dialami bangsa ini hingga hari ini memerlukan penyelesaian dan perbaikan menyeluruh sekarang juga. Setahun pemerintahan SBY-Boediono terbukti gagal mensejahterakan rakyat. Bahkan negeri ini terus saja diguncang dan dihantam musibah berturut-turut. Semua ini adalah peringatan dan hukuman dari Allah SWT kepada kita kaum muslimin negeri ini, agar segera kembali kepada syariat Islam, sebagai satu-satunya solusi.
Indonesia Bertobat. Caranya adalah dengan jalan menjadikan syariat Islam sebagai satu-satunya pondasi dalam bernegara dan mengatur seluruh urusan serta menjadikannya sebagai rujukan utamanya. Syariat Islam harus dijadikan hukum yang akan mengatur bangsa ini keluar dari keterpurukan menuju keadilan dan kedamaian yang hakiki.
Ini adalah solusi global berbagai persoalan bangsa yang kini tengah dilanda krisis multi dimensi dan dirudung malapetaka tiada henti. Indonesia Bertobat adalah sebuah keniscayaan dan satu-satunya solusi. Terlebih mengingat mayoritas penduduk negeri ini adalah ummat Islam. Untuk itu, menjadi suatu kewajiban bagi ummat Islam berjuang menegakkan syariat Islam di negeri ini jika mereka memang ingin selamat dunia dan akhirat.
Wallahu’alam bis showab!
Source : almuhajirun.net