JAKARTA (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro terkait peningkatan hubungan militer Indonesia-Amerika Serikat.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, pada Ahad (23/10/2011), titik berat pembicaraan kedua menteri pertahanan tersebut adalah membahas peningkatan kerja sama militer kedua negara setelah lebih dari satu dekade Washington memberlakukan embargo persenjataan ke Indonesia.
Seperti diketahui, hubungan militer Indonesia – AS tersendat selama 12 tahun akibat isu pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan TNI selama masa pemerintahan rezim Suharto.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dinilai harus bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran HAM di Timor Timur, Aceh dan Papua semasa kekuasaan orde baru yang tumbang tahun 1998.
Seorang pejabat Kemhan AS mengatakan secara bertahap dan terbatas, kerja sama dengan Kopasus mulai dihidupkan kembali pada 2010 oleh Menteri Pertahanan Robert Gates.
Kerja sama ini nampaknya akan terus dipertahankan dan diperkuat setelah Jakarta menunjukkan komitmen untuk mereformasi angkatan bersenjatanya.
“Kami melihat komitmen luar biasa dari TNI dan Kementerian Pertahanan untuk mereformasi angkatan bersenjata,” kata seorang pejabat Kemhan AS kepada AFP.
“Hasil dari komitmen ini adalah Amerika Serikat akan memperat kerja sama dengan Indonesia baik dalam lingkup pertukaran personil, pertukaran tenaga ahli, pelatihan dan bahkan perdagangan bidang pertahanan,” lanjut dia.
Kerja sama ini awalnya masih terfokus pada para eselon tertinggi kedua negara. Namun saat ini sudah mulai diperluas hingga ke level operasional termasuk pelatihan soal hak asasi manusia.
“Isu HAM masih kami awasi dengan ketat dan kami yakinkan pelatihan tidak akan diberikan bagi mereka yang berpotensi melanggar HAM,” tambah pejabat itu.
Selain melakukan pembicaraan dengan menteri pertahanan Indonesia, Leon Panetta juga dijadwalkan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para menteri pertahanan negara-negara ASEAN.
Konyolnya meskipun tak mampu mengalahkan negara miskin (Afganistan) dimana kekalahan demi kekalahan mengantar pada rasa malu dan kerugian financial bagi AS, namun kepada para wartawan Panetta mengatakan dia membawa pesan bagi negara-negara Asia Tenggara dan Pasifik.
“Pesan itu adalah bahwa kami (Amerika Serikat) masih yang terkuat di Pasifik pada abad ke-21 dan kami tetap akan mempertahankan kehadiran kami di Pasifik dan menjadi kekuatan perdamaian serta kemakmuran di kawasan ini,” klaim Panetta.
Teruskan saja klaim dan kebohongan tentang menjadi negara ‘terkuat’, adidaya, dan tak terkalahkan. Toh, mata penduduk dunia tidak buta, kenyataan dalam perang Afganistan sudah cukup membuktikan bahwa sebesar apapun, secanggih apapun, dan sekaya apapun Amerika, bahkan tak mampu menundukkan negara yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Sesungguhnya kekuatan itu hanya milik Allah Ta’ala. (dbs/arrahmah.com)