NAY PYI TAW (Arrahmah.com) – India mengatakan pada Jumat (11/5/2018) bahwa pihaknya siap untuk membantu Myanmar untuk memulangkan puluhan ribu Muslim pengungsi Rohingya secara ‘aman dan berkelanjutan’.
Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj, berdiskusi dengan pimpinan tertinggi Myanmar, termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, isu yang berkaitan dengan negara bagian Rakhine, di mana kekerasan meletus pada Agustus 2016 ketika militer mengintensifkan tindakan keras terhadap Muslim Rohingya. Kekerasan ini melahirkan krisis pengungsi terburuk di dunia.
Diperkirakan 700,000 Muslim Rohingya telah melarikan diri dari negara bagian Rakhine sejak penumpasan militer, yang mengakibatkan krisis besar di negara tetangga Bangladesh.
Swaraj, yang tiba di Nay Pyi Taw pada Kamis (10/5) dalam kunjungan dua harinya, menegaskan kembali kesiapan dan komitmen India untuk membantu Myanmar dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan negara Rakhine, Kementerian Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dia menyambut komitmen pemerintah Myanmar untuk mengimplementasikan rekomendasi Komisi Penasihat Rakhine dan mencatat bahwa di bawah perlindungan Program Pembangunan Negara Rakhine bilateral, India sudah dalam tahap pelaksanaan berbagai proyek yang akan mengakomodasi berbagai kebutuhan populasi negara bagian Rakhine.
“Proyek besar pertama adalah pembangunan perumahan prefabrikasi di negara bagian Rakhine untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang terlantar,” kata pernyataan itu.
“Menlu juga menggarisbawahi perlunya pemulangan orang-orang yang terusir ke Rakhine, secara aman, cepat, dan berkelanjutan,” katanya.
PBB dan AS mengatakan bahwa kekerasan terhadap Rohingya adalah pembersihan etnis.
Pihak berwenang Myanmar mengklaim bahwa tindakan keras militer ini bertujuan untuk membasmi gerilyawan Rohingya yang menyerang pos polisi pada 25 Agustus.
Menurut perkiraan Palang Merah, hanya sekitar 300.000 warga Rohingya yang tersisa di seluruh negara bagian.
Myanmar dan Bangladesh telah mencapai kesepakatan atas kembalinya ratusan ribu Rohingya.
Menurut kesepakatan itu, yang diselesaikan di ibukota Myanmar, Nay Pyi Daw awal tahun lalu, tenggat waktu dua tahun telah ditetapkan untuk pemulangan para pengungsi Rohingya. (Althaf/arrahmah.com)