SRINAGAR (Arrahmah.com) – Pihak berwenang di kota utama Kashmir India memperketat keamanan menjelang sholat Jumat (23/8/2019), setelah sejumlah kelompok pembela Kashmir menyerukan unjuk rasa ke kantor PBB, dengan jalan-jalan dipenuhi dengan personil paramiliter dan beberapa diblokir oleh pos pemeriksaan.
Poster-poster muncul semalam pekan ini di Srinagar, kota utama wilayah mayoritas Muslim, menyerukan demonstrasi besar-besaran ke kantor Kelompok Pengamat Militer PBB untuk India dan Pakistan (UNMOGIP), dalam rangka memprotes pencabutan otonomi khusus Jammu dan Kashmir oleh pemerintah India di bawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dari partai sayap kanan Hindu, Bharatiya Janata (BJP).
Seruan dari mereka yang meminta pemisahan Kashmir dari administrasi India adalah yang pertama sejak keputusan 5 Agustus itu, yang membawa pembatasan komunikasi dan perjalanan di Kashmir yang sebagian besar masih berlaku.
UNMOGIP didirikan pada tahun 1949 setelah perang pertama antara India dan Pakistan atas Kashmir, wilayah Himalaya yang diklaim kedua negara secara penuh tetapi keduanya hanya diberi otoritas untuk menguasai sebagian. Kelompok ini memantau pelanggaran gencatan senjata di sepanjang perbatasan antara kedua negara.
Presiden AS Donald Trump berencana untuk membahas Kashmir ketika ia bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi di sela-sela pertemuan G7 di Prancis akhir pekan ini, seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pada Kamis (22/8).
Trump, yang telah menawarkan untuk menengahi antara India dan Pakistan, akan menekan Modi tentang bagaimana ia berencana untuk meredakan ketegangan regional setelah penarikan otonomi Kashmir, dan menekankan perlunya dialog, kata pejabat itu.
Sementara itu, sejumlah aksi protes pecah di beberapa bagian Srinagar selama dua minggu terakhir, beberapa di antaranya menarik ratusan orang. Setidaknya 152 orang telah terluka oleh gas air mata dan peluru karet sejak pasukan keamanan India meluncurkan tindakan keras, data dari dua rumah sakit utama wilayah Himalaya menunjukkan.
Pada Jumat (23/8), puluhan personel paramiliter mengoperasikan setidaknya dua penghalang di jalan utama menuju kantor UNMOGIP di Srinagar dan gerakan publik di sekitarnya diblokir.
Masuk ke kawasan tua kota, yang telah lama menjadi pusat protes, sangat dibatasi, karena polisi memblokir jalan demi jalan dengan kawat berduri.
Petak besar Srinagar tetap sepi. Toko-toko tetap tutup.
Van polisi berpatroli di beberapa daerah mengumumkan jam malam dan meminta warga untuk tinggal di dalam rumah. (Althaf/arrahmah.com)