NEW DELHI (Arrahmah.com) – India merupakan pasar terbesar untuk senjata “Israel” tahun lalu, di tengah peningkatan penjualan ke wilayah Asia-Pasifik secara keseluruhan, menurut Jerusalem Post, dikutip Mili Gazette pada Sabtu (5/5/2018).
Ekspor militer “Israel” meningkat 41 persen secara keseluruhan pada tahun 2017, tahun ketiga berturut-turut peningkatan ekspor pertahanan. Angka ini menyeret jumlah kontrak mereka sekitar $ 9,2 milyar.
Distribusi penjualan terbesar, sekitar 58 persen berada di Asia-Pasifik, dengan tiga pelanggan teratas “Israel” semuanya berasal dari wilayah tersebut. India menyalib negara-negara lain pada angka $ 715 juta. Sementara Vietnam pada $ 142 juta, dan Azerbaijan pada $ 137 juta di tempat kedua dan ketiga.
Penjualan ke Eropa masih menyumbang 21 persen dari pendapatan penjualan senjata mereka, Amerika Utara sebesar 14 persen dan Afrika dan Amerika Latin membentuk sisa tujuh persen lainnya.
Mayoritas ekspor “Israel” terdiri dari pertahanan udara, sistem radar dan amunisi, yang dikembangkan dan sering diuji oleh militer Zionis dalam serangan di wilayah Palestina.
Bulan lalu, India mencabut larangan dua perusahaan senjata “Israel”, Aerospace Industries dan Rafael Advanced Defense Systems Ltd, yang sebelumnya telah masuk daftar hitam sejak 2006 karena dugaan suap.
Namun, Biro Investigasi Pusat India (CBI) mengajukan gugatan menuntut penutupan investigasi kriminal terhadap kedua perusahaan tersebut. Aerospace Industries mencapai puncaknya dalam kesepakatan dengan India senilai $ 2 miliar, di mana perusahaan ini akan memasok India dengan rudal permukaan , Barak 8.
Penjualan senjata Tel Aviv ke Asia juga mendapat sorotan mengingat fakta bahwa “Israel” terus menjual senjata ke Myanmar, meskipun ada kecaman internasional atas tindakan keras negara itu terhadap minoritas Muslim Rohingya. AS dan Uni Eropa telah menerapkan embargo senjata di negara Asia Selatan tersebut setelah laporan PBB bahwa tentara mereka melakukan pembersihan etnis.
Persenjataan yang menurut laporan dijual ke Myanmar ini termasuk lebih dari 100 unit tank, senjata, dan perahu yang telah digunakan untuk mengawasi perbatasan negara dan melakukan banyak tindakan kekerasan terhadap Muslim Rohingya.
Menanggapi petisi yang diajukan oleh beberapa pengacara hak asasi manusia terkemuka September lalu, “Israel” mengeluarkan perintah pembungkaman terhadap Pengadilan Tinggi negara itu, yang saat ini kemungkinan akan ditekan untuk merahasiakan rincian putusannya pada petisi menentang penjualan senjata ke Myanmar.
Yair Auron, yang mendukung kampanye menentang penjualan tersebut, mengatakan bahwa pasokan senjata “Israel” ke rezim seperti Myanmar harus disamakan dengan pengiriman senjata ke Nazi Jerman selama Holocaust. (Althaf/arrahmah.com)