SRINAGAR (Arrahmah.com) – Pimpinan APHC Mirwaiz Umar Farooq telah memohon komunitas internasional untuk memperhatikan fakta bahwa India terus-menerus menfaatkan penganiayaan terhadap muslimah Kashmir sebagai senjata untuk menekan perjuangan pembebasan diri dari penjajahan India yang sedang berlangsung.
Mirwaiz Umar Farooq tengah berpidato di dalam pertemuan APHC di tempat tinggalnya di Srinagar, pada Minggu (7/6). Farooq mendesak India untuk mencabut aturan-aturan paksanya, menarik kembali tentara dan melakukan langkah-langkah nyata untuk menyelesaikan perselisihan dengan Kashmir untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di Asia Selatan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Profesor Abdul Ghani Butt, Agha Syed Hassan Al-Moosvi, Fazl Haq Qureshi, Nayeem Ahmed Khan dan Mukhtar Ahmed Waza. Tidak lama setelah pertemuan, para polisi India menangkap Nayeem Ahmed Khan dan membawanya ke tempat yang belum diketahui.
Di sisi lain, pasukan penjajah itupun menangkap beberapa pemimpin Hurriyet termasuk Syed Ali Gilani, Muhammad Ashraf Sehrai, Farida Behanji dan Mushtaq-ul-Islam dari tempat tinggal mereka, pada hari yang sama (7/6). Sedangkan Pimpinan APHC Mirwaiz Umar Farooq, Mohammad Yasin Malik, Mian Abdul Qayoom, dan pimpinan Hurriyet lainnya terus menjalani tahanan rumah.
Sementara itu, ketegangan terus berlangsung pada hari ketujuh di seluruh Kashmir atas penganiayaan dan pembunuhan terhadap dua muslimah Kashmir oleh tentara India di Shopian. Laboratorium forensik melaporkan bahwa perempuan yang menjadi korban insiden Shopian itu mengalami pemerkosaan sebelum dibunuh.
Setidaknya 20 orang lainnya tewas dalam kecelakaan mobil saat mereka sedang menuju Sungai Chinab di Karara, Doda. Sedangkan dalam kecelakaan lainnya, tiga orang tentara India tewas dan tiga lainnya luka-luka di wilayah Ramban dan Poonch.
Berbicara di dalam sebuah pertemuan di Qum, Iran, intelektual Kashmir Syaikh Tahammul-ul-Islam mendesak Iran dan negara muslim lainnya untuk segera mengambil tindakan dalam rangka membebaskan muslim di India dan Kashmir yang saat ini ada di bawah penekanan yang luar biasa dari pemerintah kafir India. (Althaf/arrahmah.com)