NEW DELHI (Arrahmah.com) – Kepala badan semi-yudisial di India telah mengklaim bahwa kekerasan baru-baru ini yang terjadi di ibukota New Delhi dan beberapa daerah lainnya merupakan kekerasan yang telah “direncanakan dengan baik” dan “sepihak”.
Kerusuhan yang tercatat paling parah dalam beberapa dasawarsa tersebut dimulai pada hari ketika Presiden AS Doneld Trump datang ke negara tersebut. Kerusuhan itu menyebabkan 50 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Dilansir Anadolu Agency dalam wawancaranya, Ketua Komisi Minoritas Delhi, Zafarul Islam Khan, yang telah mengunjungi daerah-daerah terdampak kerusuhan, mengatakan bahwa mereka menemukan kerusakan parah pada rumah-rumah dan toko-toko milik Muslim.
Menyandang gelar doktor dari University of Manchester, Khan, yang juga seorang penulis dan penerbit, telah fokus pada masalah-masalah yang menyangkut komunitas Muslim di India.
Pada Juli 2017, ia diangkat sebagai kepala Komisi Minoritas Delhi, sebuah badan hukum yang diberi mandat untuk melindungi dan memantau implementasi hak-hak yang diberikan kepada kaum minoritas dalam konstitusi India.
Menurut Khan, kekerasan tersebut adalah kekerasan sepihak. Di mana sebagian besar kerusakan dilakukan pada properti milik Muslim, seperti rumah, toko, dan bahkan masjid telah dibakar. Muslim menanggung kerugian terbesar.
“Kami menilai bahwa kekerasan di distrik timur laut Delhi direncanakan dengan baik, dan orang-orang dibawa dari luar, untuk menimbulkan kerusakan yang paling parah, dengan dukungan lokal. Sebagai contoh, di Bhajanpura, kami menemukan bahwa toko-toko milik Muslim, seperti biro perjalanan dan showroom sepeda motor, dijarah dan dibakar sementara toko-toko milik orang Hindu di dekatnya tidak tersentuh. Ini menunjukkan bahwa kerusuhan tersebut ditujukan khusus untuk merugikan Muslim India,” papar Khan.
“Di Shivpuri, umat Islam adalah minoritas kecil. Ini adalah area yang terkena dampak terburuk. Kami menemukan hanya rumah-rumah milik Muslim yang terbakar dan rusak. Masjid Aulia di dekatnya hancur. Dua tabung gas,yang belum meledak, tergeletak di lantai masjid. Anggota tim kami menemukan bahwa sebagian besar rumah diledakkan menggunakan tabung gas yang diambil dari rumah lain. Itu adalah kerusuhan yang sangat terencana,” imbuhnya.
Khan juga mengkritik pihak kepolisian yang hanya diam ketika kerusuhan semakin memanas. Pihaknya mendapat laporan bahwa pada tiga hari pertama kerusuhan para polisi hanya berdiri mematung melihat kerusuhan yang semakin memanas. (rafa/arrahmah.com)