SRINAGAR (Arrahmah.com) – Pihak berwenang di Kashmir India memperketat pembatasan gerakan rakyat pada Sabtu (28/9/2019) untuk mencegah kemungkinan protes yang dipicu oleh pidato oleh Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Khan, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Jumat (27/9), memperingatkan akan ada pertumpahan darah begitu India mencabut pembatasannya di Kashmir yang telah berlaku sejak mencabut otonomi yang telah berlaku selama beberapa dekade di daerah tersebut pada Agustus dan menahan ribuan orang.
Segera setelah pidato itu, ratusan warga Kashmir keluar dari rumah mereka, meneriakkan slogan-slogan yang mendukung Khan pada Jumat malam (27/9) dan menyerukan kemerdekaan Kashmir.
Pada Sabtu (28/9), van polisi yang dilengkapi dengan speaker membuat pengumuman publik di beberapa bagian Srinagar tentang pembatasan gerakan, sementara pasukan tambahan dikerahkan untuk mencegah protes, menurut pejabat dan dua saksi.
Pasukan juga memblokir akses ke pusat bisnis utama Srinagar dengan kawat berduri.
“Ini perlu dilakukan setelah protes di seluruh kota Srinagar tadi malam segera setelah pidato Imran Khan,” kata seorang pejabat polisi, yang menolak disebutkan namanya.
Kashmir yang mayoritas Muslim telah lama menjadi titik seteru antara India dan Pakistan yang bersenjata nuklir, yang telah berperang dua dari tiga perang mereka di wilayah yang terbagi itu. Kedua negara memerintah sebagian Kashmir sambil mengklaimnya sepenuhnya.
Khan berbicara kepada PBB sehari setelah diplomat senior AS untuk Asia Selatan menyerukan penurunan retorika antara India dan Pakistan, sambil mengatakan bahwa Washington berharap untuk melihat tindakan cepat India untuk mencabut pembatasan yang telah diberlakukan di Kashmir dan pembebasan tahanan di sana. (Althaf/arrahmah.com)