UDAIPUR (Arrahmah.id) — Ratusan polisi dikerahkan ke wilayah Udaipur, India, menyusul pemenggalan seorang pria Hindu radikal Kanhaiya Lal oleh dua pria muslim. Akses internet di wilayah itu juga diputus sementara oleh otoritas setempat.
Kedua pelaku adalah Riyaz Attari (38) penduduk Bhilwara bernama dan Ghous Mohammed (3) penduduk Udaipur. Mereka diduga terkait dengan kelompok militan Dawat-e-Islami, yang memiliki hubungan militan Tehreek-e-Labbaik.
Kedua pelaku kemudian ditangkap oleh Polisi Rajasthan di Rajsamand, saat dalam perjalanan ketika sedang merekam aksi lain di kuil Ajmer Sharif s
Keduanya sempat mendistribusikan video pembunuhan dalam grup WhatsApp mereka. Mereka juga mengancam Perdana Menteri Narendra Modi.
Seperti dilansir AFP (29/6/2022), jam malam juga diberlakukan di sebagian wilayah Udaipur yang berada di India bagian barat, yang menjadi lokasi pemenggalan itu, dalam upaya mencegah potensi terjadinya kekerasan sektarian usai video pemenggalan itu viral.
Akses internet mobile juga dimatikan di wilayah lainnya yang masih masuk dalam negara bagian Rajashthan, lokasi kota Udaipur.
Tak hanya itu, otoritas setempat juga melarang empat orang atau lebih untuk berkumpul di tempat umum di lokasi manapun di negara bagian itu selama sebulan ke depan.
Korban pembunuhan yang berprofesi sebagai penjahit itu akan dimakamkan pada Rabu (29/6) waktu setempat.
Laporan media lokal menyebut korban sempat membagikan postingan media sosial yang mendukung politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma yang melontarkan ucapan menghina Nabi Muhammad dan memicu protes global.
Postingan itu dibagikan sekitar 10 hari lalu dan sejak saat itu korban menerima banyak ancaman pembunuhan.
Sharma yang sebelumnya menjabat juru bicara BJP telah dipecat bulan ini setelah memicu kemarahan dunia Islam dengan pernyataannya dalam acara debat televisi yang dianggap menghina Nabi Muhammad. (hanoum/arrahmah.id)