“Saya sungguh gembira untuk menjalankan puasa, yang akan menjadi sebuah pengalaman baru bagi saya,” ungkap Abdullah dengan bahagia kepada Onislam.
Masuk Islam sejak enam bulan lalu, Mangat Ram yang sekarang berganti nama menjadi Ali Abdullah, menjalankan ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadhan untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Abdullah (34) yang berasal dari padang pasir Thar di selatan provinsi Sindh, Pakistan baru memeluk Islam pada bulan Januari 2012, meskipun ia telah membaca kitab suci Al-Qur’an dan kitab-kitab Islam selama setahun terakhir.
“Saya menghabiskan Ramadhan bersama umat Muslim (pada saat ia masih menjadi seorang hindu -red) di sebuah kamp pengungsian setelah hujan lebat dan banjir bandang menghanyutkan rumah-rumah dan ternak kami setahun lalu,” kenang Abdullah saat sedang menghadiri undangan acara “Tahib Ramadhan” yang diadakan oleh Dars-e-Quran network, sebuah organisasi sastra yang bergerak di bidang pendidikan Al-Qur’an di Pakistan.
“Namun, pada saat itu, sayangnya Saya belum dapat menemukan jalan kebenaran (belum mendapat hidayah -red), dan kehilangan berkah-berkah Ramadhan,” tambah seorang ayah dari tiga anak itu.
“Tetapi pada saat ini, Saya siap dengan keyakinan penuh untuk menjalankan puasa.”
Istri Abdullah dan ketiga anaknya juga telah masuk Islam beberapa bulan lalu setelah ia meninggalkan kamp pengungsian ke kampung halamannya, setelah Abdullah dan keluarganya berlindung di kamp pengungsian Al-Khidmat Foundation di pinggiran kota Karachi, setelah banjir bandang melanda tempat tinggal mereka.
“Saya kagum dengan semangat dan kegigihan saudara-saudara Muslim saya (pada saat itu), yang biasa berpuasa tetapi tetap terus melayani kami sepanjang hari,” kata Abdullah.
“Saat itu hampir tidak bisa dipercaya bagi saya,” Abdullah terharu atas bantuan dan operasi penyelamatan oleh badan amal Islam pada saat hujan lebat dan banjir bandang menghantam daerah tersebut, bantuan yang telah menyelamatkan hidup ribuan nyawa tahun lalu, dengan izin Allah.
“Saya sangat terinspirasi dengan cara bagaimana kami diperlakukan di kamp pengungsian itu, mengingat kami termasuk kasta rendah (dalam adat Hindu), dan malahan di kelas tinggi Hindu pun hampir tak peduli dengan kami,” kata Abdullah.
Pada saat itu, Abdullah meninggalkan kamp pengungsian untuk mengucapkan Syahadat bersama keluarganya di sebuah Masjid lokal.
Bagi Abdullah, yang baru saja memulai ibadah puasa Ramadhan pada tahun ini, puasa di bulan suci merupakan momen spesial di dalam hidupnya.
“Adalah bulan suci Ramadhan, yang telah mengubah hidup saya untuk lebih dekat dengan Islam,” katanya, “Pada saat Ramadhan, yang mendorong saya untuk berpikir tentang Islam untuk pertama kalinya di dalam hidup saya.”
“Saya terus berpikir tentang kerohanian,” lanjut Abdullah, “yang telah menganjurkan Muslim untuk tetap tanpa makanan, air, dan kemewahan hidup lainnya pada saat sedang berpuasa, bahkan selama waktu ketika tak ada orang di sana untuk mengawasinya.”
“Saya bersyukur kepada Allah yang telah membimbing saya ke jalan yang benar,” ungkapnya haru.
Mualaf lainnya merasakan hal yang sama
Sesama Mualaf, Abdul Rahman, yang dulunya dikenal sebagai Bhagwan Das, juga amat bergembira menyambut ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. Meskipun ini bukan Ramadhan pertama kalinya bagi Abdul Rahman.
“InsyaAllah, ini akan menjadi Ramadhan kedua saya,” katanya, yang juga berasal dari daerah Thar, kepada Onislam.
“Tetapi saya lebih bergembira saat ini karena saya belum tahu banyak tentang pentingnya dan manfaat ibadah shaum.”
Abdul Rahman, adalah seorang petani, yang telah memeluk Islam pada Ramadhan tahun lalu di sebuah kamp pengungsian yang dikelola oleh badan amal Islam Falah-e-Insaniat Foundation di distrik Badin.
Ia baru beberapa kali menjalankan puasa karena ia memeluk Islam pada pekan akhir di bulan Ramadhan.
“Saya memiliki sedikit pengetahuan tentang Islam dan Ramadhan pada saat itu,” kata seorang ayah dari lima anak ini.
“Saya berpuasa (saat itu), tetapi jujur saya, ada kekurangan pemahaman dan keyakinan,” lanjut Abdul Rahman, “Tetapi, Saya telah membaca banyak tentang Islam selama setahun terakhir, dan sekarang Saya tahu persis tentang pentingnya Ramadhan bagi seorang Muslim.”
Selain Abdul Rahman, ada Muhammad Ibrahim atau dahulunya bernama George Masih, mantan Kristen yang telah memeluk Islam beberapa bulan lalu, yang juga kagum dengan bulan Ramadhan.
Awalnya, bagi Ibrahim, tidak terlalu kaget dengan puasa karena dalam ajaran Kristen mengajarkan amalan puasa (berdasarkan aturan Kristen), namun Ibrahim saat itu belum memahami makna puasa di bulan Ramadhan. Kemudian Ibrahim mempelajari literatur terkait Ramadhan untuk memantapkan keyakinannya.
“Untuk memahami itu, Saya membaca banyak literatur tentang Ramadhan, baik dalam bahasa Urdu maupun bahasa Inggris,” kata Ibrahim, yang berprofesi sebagai seorang guru.
“Semakin banyak Saya membaca tentang Ramadhan, Saya mulai memahami rasionalitas dalam Islam, itulah mengapa, bulan suci Ramadhan memiliki makna khusus bagi saya.”
Ramadhan tahun ini telah datang, dan Ibrahim telah siap menghadapi ujian yang akan dihadapi selama Ramadhan.
“Saya siap untuk menjalankan puasa untuk pertama kalinya,” tegas Ibrahim, yang tidak begitu khawatir akan cuaca panas dan waktu yang panjang pada saat menjalankan ibadah wajib ini.
“Saya sedikit khawatir tentang itu, tetapi Saya yakin bahwa dengan rahmat Allah, Saya bisa mengatasinya.”
Ribuan umat Hindu dan Kristiani berlindung di kamp-kamp pengugsian yang didirikan oleh beberapa badan amal Islam pada saat banjir bandang besar melanda salah satu provinsi terbesar di Pakistan. Badan amal Islam juga telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan dan operasi penyelamatan serta proyek pengembangan kehidupan bermasyarakat di gurun Thar, di mana hampur 50 persen penduduknya adalam Hindu.
Ratusan umat Hindu telah memeluk Islam di berbagai bagian di wilayah Sindh selama setahun terakhir, terutama dari kalangan kasta rendah Hindu, yang merupakan mayoritas di selatan provinsi tersebut. Kebaikan kaum Muslimin terhadap mereka telah menarik mereka untuk mempelajari Islam.
Demikian pula, sejumlah umat Kristiani telah masuk Islam sejak setahun lalu di daerah yang berbeda di Punjab, salah satu provinsi paling kaya di negara itu.
Meskipun di negara-negara tetangga umat Muslim yang minoritas sering mendapatkan diskriminasi bahkan perlakuan kejam, umat Hindu dan Kristen yang minoritas di Pakistan tetap diperlakukan dengan baik oleh kaum Muslimin, jika mereka kesulitan maka kaum Muslimin mengulurkan bantuan untuk mereka. (siraaj/arrahamh.com)