JAKARTA (Arrahmah.com) – PT Inalum (Persero) sebagai pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia (PTFI) tak menerima dividen selama dua tahun yakni tahun 2019 dan 2020.
Direktur Utama Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hal itu disebabkan oleh menurunnya produksi PTFI.
Menurutnya, penurunan produksi ini disebabkan adanya perpindahan produksi dari tambang terbuka (open pit) ke bawah tanah (underground).
“Sudah dihitung, bottom line kita nggak pakai dividen 2 tahun, 2021 mulai ada sedikit,” kata dia di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019), lansir Detik Finance.
Diketahui, PT Inalum pada pekan ketiga Desember lalu membeli 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Untuk bisa mendapatkan kebanggaan sebagai pemilik saham mayoritas, Inalum lebih dahulu menjual bond di pasar global senilai 4 miliar dolar AS pada November 2018.
Sementara 51 persen saham Freeport Indonesia itu dibeli senilai 3,85 miliar dolar AS.
Ekonom senior DR. Rizal Ramli yang sejak awal prihatin dengan cara-cara yang ditempuh pemerintah untuk mendapatkan saham mayoritas Freeport Indonesia tak dapat menyembunyikan rasa kagetnya mendengar PT Inalum tidak akan mendapatkan deviden selama dua tahun.
“Loh, gimana sih. Katanya kemarin sudah bisa mengambil alih,” ujar Rizal Ramli, sebagaimana dilansir RMOL.
“Niki pripun Pak De,” lanjutnya.
Rizal Ramli termasuk dalam kelompok ekonom yang menilai pembelian saham Freeport Indonesia sebagai kejanggalan. Ada keanehan yang dibungkus jargon kebangsaan.
Menurut Rizal, sebenarnya Indonesia hanya perlu menunggu sampai Kontrak Karya berakhir 2021, dan kemudian memiliki perusahaan itu 100 persen.
(ameera/arrahmah.com)