ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah mengulangi dukungan negaranya kepada pemerintah Cina mengenai kebijakannya di provinsi Xinjiang yang mayoritas Muslim, selain juga memuji sistem satu partai yang dianut negara itu sebagai model yang lebih baik bagi masyarakat dibandingkan dengan demokrasi elektoral.
Khan berbicara kepada anggota media berita Cina yang mengunjungi Islamabad sebagai bagian dari perayaan 100 tahun Partai Komunis Cina (CPC) pada Kamis (1/7/2021).
Cina telah melakukan penginterniran massal dan penyiksaan yang sistematis dan meluas yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap penduduk Muslim di provinsi Xinjiang barat daya.
Dalam sebuah laporan bulan lalu, Amnesti Internasional menyebut situasi di Xinjiang sebagai “pemandangan neraka”, mengutip lusinan laporan saksi yang merinci tuduhan pencucian otak, penyiksaan, dan penghapusan identitas kultural.
Tetapi Khan, yang secara teratur menyerukan tindakan internasional terhadap Islamofobia, khususnya di negara-negara Eropa, mengatakan dia membela penolakan pemerintah Cina atas setiap pelanggaran hak.
“Interaksi kami dengan pejabat Cina, terkait apa yang terjadi di Xinjiang benar-benar berbeda dengan versi yang kami dengar dari media Barat dan pemerintah Barat,” katanya pada Kamis (1/7).
“Karena kami memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Cina, dan karena kami memiliki hubungan berdasarkan kepercayaan, jadi kami benar-benar meyakini penjelasan versi pemerintah Cina. Apa yang mereka katakan tentang program mereka di Xinjiang, kami menerimanya.”
Pakistan merupakan rekan strategis dengan tetangga timur lautnya, Cina, yang telah menginvestasikan lebih dari $60 miliar di negara itu melalui proyek Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC).
Khan juga memuji sistem pemerintahan satu partai di Cina, di mana negara dikontrol secara eksklusif oleh Partai Komunis Cina dan tidak ada pemilihan langsung untuk posisi utama atau parlemen negara.
“CPC adalah model yang unik. Sampai sekarang, kami diberitahu bahwa cara terbaik bagi masyarakat untuk memperbaiki diri adalah sistem demokrasi Barat,” kata Khan.
“Apa yang dilakukan CPC adalah membawa model alternatif ini. Dan mereka benar-benar telah mengalahkan semua demokrasi Barat dalam cara mereka melayani masyarakat mereka.”
Khan, yang terpilih untuk berkuasa dalam pemilihan umum pada tahun 2018, memuji “fleksibilitas” model Cina.
“Sampai sekarang, perasaan bahwa demokrasi elektoral adalah cara terbaik di mana anda mendapatkan kepemimpinan berdasarkan prestasi, dan kemudian meminta pertanggungjawaban kepemimpinan itu. Tapi apa yang telah dilakukan CPC adalah bahwa tanpa demokrasi elektoral, sebenarnya jauh lebih baik,” pungkasnya. (Althaf/arrahmah.com)