TEL AVIV (Arrahmah.id) – Jumlah imigran Yahudi yang pindah ke ‘Israel’ telah menurun secara signifikan sejak ‘Israel’ melancarkan agresinya di Gaza pada Oktober tahun lalu, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut laporan media ‘Israel’ yang dikutip oleh Middle East Monitor (MEMO).
Situs web ibrani Walla mengatakan selama perang yang sedang berlangsung sekitar 31.000 orang Yahudi pindah ke ‘Israel’, yang datang dari lebih dari 100 negara berbeda; penurunan 50 persen dari tahun sebelumnya ketika 46.000 imigran baru tiba di negara tersebut.
Situs web tersebut mengatakan bahwa menurut data yang diterbitkan oleh Kementerian Aliyah dan Integrasi dan Badan Yahudi, sekitar 19.850 orang Yahudi berasal dari Rusia diikuti oleh Amerika Serikat dan Kanada dengan 3.340 imigran, Prancis 1.820, Ukraina 980, dan Belarus 795.
Hampir dua pertiga imigran baru menetap hanya di enam kota, Netanya, Tel Aviv, Haifa, Yerusalem, Bat Yam dan Ashdod menjadi pilihan utama.
‘Dampak Perang’
Menurut laporan Jerusalem Post, terjadi penurunan 42 persen dalam jumlah imigran baru yang tiba dalam delapan bulan pertama 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pengurangan imigrasi disorot selama diskusi awal bulan ini di Komite Aliyah, Penyerapan, dan Diaspora Knesset, yang diketuai oleh anggota Knesset Oded Forer (Israel Beytenu), kata laporan itu.
Diskusi tersebut “mengungkapkan bahwa perang di ‘Israel’ telah menyebabkan penurunan permintaan” untuk wawancara imigrasi.
“Calon imigran dari negara-negara pasca-Soviet telah menunda rencana mereka karena masalah keamanan,” kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa Forer mendesak pemerintah untuk segera mengatasi situasi tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)