TEHERAN (Arrahmah.id) – Sejumlah migran Afghanistan di Iran mengeluhkan bahwa mereka terus menerus dilecehkan dan ditangkap oleh polisi di negara tersebut.
Warga Afghanistan yang tinggal di Iran mengatakan bahwa mereka mengurangi kunjungan ke kota dan tempat-tempat hiburan karena takut ditangkap polisi.
“Polisi Iran memperlakukan kami dengan sangat buruk. Jika mereka menangkap orang Afghanistan di taman atau di jalan, mereka mengambil ponsel dan uangnya, semua yang dia miliki, dan jika dia tidak membawa apa-apa, mereka memindahkannya ke sebuah kamp,” kata Akbar Sultani, salah satu migran Afghanistan di Iran, kepada Tolo News.
“Kami menuntut Imarah Islam untuk mengadakan pertemuan dengan pihak berwenang Iran, terutama kantor PBB, sesegera mungkin untuk menemukan solusi yang tepat untuk mencegah deportasi migran Afghanistan,” kata Ali Reza Karimi, seorang aktivis hak-hak migran.
Sementara itu, Kementerian Pengungsi dan Pemulangan, yang mengkritik penangkapan migran Afghanistan di Iran, mengatakan bahwa upaya-upaya sedang dilakukan untuk membebaskan para migran Afghanistan yang dipenjara di Iran.
Menurut statistik Kementerian Pengungsi, sekitar 7.000 migran Afghanistan dipenjara di Iran.
“Kami memperkirakan ada sekitar 7.000 migran yang dipenjara di Iran, dimana seribu migran yang telah dilaporkan kepada kami telah dibebaskan. Kami memiliki kontak diplomatik bahwa tahanan lainnya juga akan dibebaskan,” kata Abdul Rahman Rashed, Wakil Menteri Pengungsi dan Pemulangan, kepada TOLOnews.
Sementara itu, beberapa aktivis hak-hak migran mengatakan bahwa Emirat Islam harus memberikan perhatian serius kepada para migran Afghanistan di negara-negara yang jauh dan dekat.
“Pemerintah Iran telah mulai mendeportasi para migran yang tidak berdokumen dan dengan penuh semangat menerapkan rencana ini, yang telah menyebabkan serangkaian masalah bagi para migran,” ujar Mohammad Khan Talibi Mohammadzai, seorang aktivis di bidang hak-hak migran, kepada Tolo News.
Sejumlah media Iran baru-baru ini melaporkan bahwa Iran telah memulai rencana “pengumpulan dan pemulangan warga negara ilegal” pada hari-hari awal tahun baru di negara tersebut. Menurut laporan, rencana ini akan dilaksanakan hingga akhir liburan Nowruz di tempat-tempat rekreasi dan lainnya. (haninmazaya/arrahmah.id)