WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sejumlah menteri perbankan dan keuangan meninggalkan konferensi IMF di Washington karena gagal mencapai kesepakatan mengenai masalah-masalah paling mendesak yang dihadapi ekonomi global, Independent melansir pada Minggu (10/10/2010).
Kepergian para pejabat ini dari ruang rapat ternyata dibarengi dengan sebuah peringatan suram bahwa kegagalan mereka (untuk bekerja sama dengan IMF) merupakan ancaman bagi demokrasi dan perdamaian internasional.
Dengan retorika tajam Dominique Strauss-Kahn, direktur IMF, terbiasa untuk membujuk Amerika Serikat, Cina, dan kekuatan ekonomi lain untuk bekerja sama. Ia menyatakan: “Selama krisis ini, ekonomi global telah menghilangkan sekitar 30 juta pekerjaan. Lebih dari itu, dalam dekade mendatang, 450 juta orang akan memasuki pasar tenaga kerja, jadi kita akan benar-benar menghadapi risiko hilangnya generasi.”
“Ketika anda kehilangan pekerjaan Anda, kesehatan anda akan lebih buruk. Bila Anda kehilangan pekerjaan Anda, pendidikan anak-anak Anda akan lebih berat. Ketika Anda kehilangan pekerjaan Anda, stabilitas sosial akan lebih menjadi berat, dengan ancaman demokrasi dan bahkan perdamaian.”
‘Kemajuan’ dalam mengamankan reformasi tata kelola IMF ini dinilai sangat lambat. Sering diadakannya konferensi IMF, tidak menyebabkan semua negara yang tergabung di dalamnya mengambil keputusan untuk menangani permasalahan dengan cepat, bahkan lebih banyak keputusan ditangguhkan hingga KTT G20 di Seoul. Apa yang disebut “ketidakseimbangan global” yang menyebabkan krisis keuangan dan resesi yang diperkirakan merupakan kondisi perekonomian terburuk dalam tiga perempat abad, tetap menjadi hal yang cukup menakutkan dan, ibarat bom waktu, krisis tersebut bisa meledak kapanpun. (althaf/arrahmah.com)