LONDON (Arrahmah.com) – Lebih dari 375 masjid di seluruh Inggris telah menangguhkan pelaksanaan shalat jamaah, termasuk shalat Jumat, karena pandemi virus corona, kata Dewan Muslim Inggris pada Jumat, (20/3/2020).
Berita itu muncul ketika pemerintah mengungkapkan social distancing perlu diterapkan di Inggris hingga musim gugur.
Penangguhan tersebut mencakup beberapa masjid terbesar di Inggris, termasuk Masjid London Timur yang memiliki kapasitas 7.000 orang dan Masjid Pusat London dengan kapasitas 5.000 orang.
Keputusan tersebut diambil, setelah Dewan Muslim Inggris meminta saran ahli dari British Medical Medical Association dan British Council of Scholars dan Islam.
Dilansir Anadolu Agency, Harun Khan, sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris, mengatakan, “Menjaga semua anggota komunitas adalah yang terpenting, dan meyakinkan begitu banyak masjid dan fasilitas shalat telah mengindahkan saran ini dalam mencoba yang terbaik untuk meminimalkan penyebaran coronavirus.”
“Shalat jamaah di masjid akan dihadiri oleh orang yang sudah tua, rentan dan berisiko tinggi terinfeksi virus corona. Dengan meningkatnya tingkat penularan dan jumlah kematian, demi keselamatan keluarga kita, komunitas dan masyarakat kita, kita tidak mampu mengambil risiko apa pun,” imbuhnya.
“Kita semua memiliki kewajiban dalam Islam dan publik untuk melindungi satu sama lain dari bahaya, dan saya berharap masjid-masjid yang tersisa, pusat-pusat Islam, dan fasilitas doa di seluruh Inggris mengambil langkah luar biasa ini dalam masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dan menangguhkan semua kegiatan jamaah,” pungkasnya.
Berkenaan dengan masyarakat Inggris secara keseluruhan, pemerintah mengeluarkan sebuah dokumen yang diterbitkan pada Jumat (20/3) yang mengatakan bahwa sosial distancing mungkin harus dilaksanakan sampai musim gugur untuk mengendalikan wabah.
Pada Jumat (20/3) korban tewas akibat virus corona di seluruh Inggris mencapai angka 177, meningkat 40 kali dalam 24 jam, peningkatan harian terbesar sejak dimulainya wabah.
COVID-19 muncul di Wuhan, Cina Desember lalu, dan telah menyebar ke setidaknya 166 negara dan wilayah.
Dari hampir 279.000 kasus yang dikonfirmasi, jumlah kematian sekarang mendekati 12.000, dan lebih dari 89.000 telah pulih, menurut Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS.
Meskipun jumlah kasus meningkat, sebagian besar yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan dan sembuh. (rafa/arrahmah.com)